Dari Peluncuran Buku Koruptor Go To Hell Karya Bibit Samad Riyanto

Kasus Antasari Jadi Momentum Serang KPK

Dari Peluncuran Buku Koruptor Go To Hell Karya Bibit Samad Riyanto
Foto : Agus Wahyudi/JAWA POS
 

Selama berkarir sebagai polisi, Bibit dikenal sebagai sosok keras dan tahan sogokan. Salah satu bukti adalah semasa menjabat Kapolda Kaltim. Dia berusaha meringkus 234 pembalak hutan tanpa ampun. Agar kasus mereka diendapkan di tingkat penyidikan, Bibit mendapat iming-iming sogok Rp 500 juta per kasus. Kalau dia bermental korup, setidaknya uang Rp 117 miliar sudah di kantong. Namun, semua itu ditolak.

 

Bibit juga menolak apabila ada permintaan setoran ke oknum pejabat di pusat. Sudah bisa diduga, gara-gara sikap keras kepala itu, karir Bibit di Polri tak mulus. Dia pensiun saat berpangkat irjen (setara Mayor Jenderal). Meski pensiunan jenderal, kehidupan Bibit juga sederhana.

 

Demikian halnya saat menjabat Kapolres Jakarta Utara. Ketika berbincang dengan Jawa Pos beberapa waktu lalu di rumahnya, dia bercerita bahwa pernah juga sempat dirayu seorang oknum pengacara agar setiap kasus pidana di polres bisa diendapkan. Pengacara juga menawarkan uang khusus untuk Bibit. "Saya bilang, kalau Anda tak keluar dari ruangan saya saat ini juga, Anda saya tangkap," katanya saat itu. Sejak itu sang pengacara tak pernah lagi bertandang menemui Bibit.

 

Saat menjabat Kapolres itu pula, Bibit memberikan kebebasan kepada penyidiknya dalam menangani kasus hingga tingkat polsek. Dia berprinsip, penyidik harus independen. (*/agm)

Setelah aktif lagi sebagai wakil ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Bibit Samad Riyanto menerbitkan sebuah buku berisi pengalaman empirik


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News