Data Inflasi AS Menguntungkan Rupiah, Menyingkirkan Sementara Isu Tapering Off

Data Inflasi AS Menguntungkan Rupiah, Menyingkirkan Sementara Isu Tapering Off
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra pergerakan rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada Kamis (12/8). Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra pergerakan rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada Kamis (12/8).

Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp 14.380 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.383 per USD.

"Rupiah mungkin bisa menguat terhadap USD hari ini setelah data indikator inflasi AS, indeks harga konsumen, semalam menunjukkan kenaikan inflasi tidak setinggi ekspektasi semula," kata Ariston saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Ariston menyebut Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan indeks harga konsumen (IHK) Juli meningkat 0,5 persen secara bulanan (mom). Angka itu meningkat dibandingkan data Juni 0,9 persen (mom) dan merupakan penurunan terbesar inflasi dalam 15 bulan.

"Hasil data tersebut menyingkirkan sementara isu tapering atau pengetatan moneter sehingga USD melemah terhadap nilai tukar lainnya," ujar Ariston.

Meskipun demikian, lanjutnya, tingkat inflasi di AS masih tinggi di kisaran lima persen, di atas target The Fed di kisaran dua persen.

Menurut Ariston, isu tapering berpeluang kembali lagi bila data-data ekonomi AS terus menunjukkan perbaikan di tengah pandemi.

"Di sisi lain, kekhawatiran pasar terhadap pandemi masih berpeluang menahan penguatan nilai tukar aset berisiko," katanya.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra pergerakan rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada Kamis (12/8).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News