Data PGRI dan Pemkot Surabaya Beda soal Jumlah Guru yang Meninggal karena Covid-19

Data PGRI dan Pemkot Surabaya Beda soal Jumlah Guru yang Meninggal karena Covid-19
Ilustrasi Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Baru-baru ini muncul edaran berkepala surat Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Surabaya. Isi surat yang beredar di Whatsapp itu menyebut terdapat puluhan guru di Kota Surabaya yang meninggal akibat Covid-19.

Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membantah data tersebut. Guru yang meninggal akibat Covid-19 tak sebanyak data milik PGRI.

Surat berkop PGRI itu dibuat pada 14 Agustus 2020, ditandatangani oleh Ketua PGRI Kota Surabaya Sumarto, dan Sekretaris PGRI Mudjoko.

Isi surat di antaranya meminta agar guru tetap menjalankan work from home (WFH) dan work from office (WFO).

Surat tersebut menyatakan terdapat puluhan guru dan tenaga kependidikan yang meninggal dan terpapar Covid-19. 

Ngopibareng.id belum mendapatkan konfirmasi dari PGRI tentang kebenaran surat ini. Upaya konfirmasi dari telepon dan Whatsapp belum mendapatkan respon.  

Namun, Pemkot Surabaya menampik klaim dalam surat itu. Wakil Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Irvan Widyanto mengungkapkan, pihaknya sudah mengonfirmasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya, bahwa jumlah guru yang meninggal akibat Covid-19 di Surabaya, tidak sebanyak itu.

"Itu hoaks, coba cek PGRI apakah benar mengeluarkan pernyataan seperti itu. Saya sudah cek data dari dinkes tidak sebanyak itu," ujar Irvan.

Beredar surat edaran dengan kop PGRI yang menjelaskan jumlah guru yang meninggal akibat covid-19 dan berbeda dari data Pemkot Surabaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News