Debu Ramadan di Turki dan Aljazair

Tunggu Tarawih, Manggung Tengah Malam

Debu Ramadan di Turki dan Aljazair
Saleem, Mustafa, Nadira, Husniah, dan Lutfi para personel grup band Debu saat mengadakan konferensi pers di Dapoer Rempah, Pondok Labu, Jakarta, kemarin (25/8). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
GRUP musik religi Debu semakin mendapat tempat di panggung musik dunia. Selama Ramadan lalu, hampir sebulan mereka tampil di Turki dan Aljazair. Dampaknya, fans mereka pun semakin tumbuh di luar negeri.

Senyum menghiasi wajah para personel Debu kala menemui awak media di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, kemarin (25/8). Mereka berbagi pengalaman tentang penampilannya di Turki dan Aljazair. Aksi mereka di dua negara beda benua itu dilakukan untuk mengisi sejumlah acara festival Ramadan yang dihelat di sana. "Kami berangkat pada 23 Juli lalu dan tinggal selama 25 hari di sana. Di sela kunjungan ke Turki, empat hari kami ke Aljazair," urai Mustafa yang menjadi leader Debu.

Lelaki kelahian Negara Bagian Oregon, AS, pada 9 Juli 1981 itu menuturkan sudah sangat akrab dengan Turki. Itu adalah kunjungan keenam di negeri yang sebagian besar penduduknya beragama Islam itu. Di sana Debu yang membawa 12 personel tampil di dua kota, Istanbul dan Gaziantep. Sedangkan selama kunjungan singkat ke Aljazair, mereka tampil di Wahran dan Constantine.

Lelaki berambut blonde itu mengatakan, di Turki nama Debu mulai dikenal. Itu tampak dari banyaknya penonton yang menyaksikan penampilan mereka. Mustafa menuturkan, para penonton tak beranjak dari tempat mereka selama Debu beraksi sejam. Padahal, Debu baru naik panggung hampir pukul 12 malam.

GRUP musik religi Debu semakin mendapat tempat di panggung musik dunia. Selama Ramadan lalu, hampir sebulan mereka tampil di Turki dan Aljazair.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News