Dedi Mulyadi: Bulog Seperti Terperangkap
Jumat, 26 Maret 2021 – 14:56 WIB

Dedi Mulyadi. Foto: Ricardo/JPNN.com
Akibatnya, beras yang disimpan di gudang tidak bisa bertahan lama sehingga mudah busuk.
"Jadi Bulog itu seperti terperangkap. Beli (gabah) enggak bisa, jual (beras) juga enggak bisa. Bahkan beras sisa impor yang tahun 2018 dan 2019 belum terjual. Ini yang menjadi problematika dari sisi pengelolaan," sebut Dedi.
Bapak dua anak ini mengatakan, dengan kondisi seperti itu, kinerja Bulog membingungkan.
"Andaikan bisa beli impor, setelah impor tak bisa jual juga. Seharusnya Bulog punya peran menyerap gabah petani. Namun gabah petani tak bisa dibeli maksimal juga. Misalnya, dari 8 juta ton beras, yang bisa dibeli Bulog paling 30 persen," seru Dedi.(chi/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Menurut Dedi Mulyadi, Bulog juga ternyata tidak mampu menjual beras. Hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya stok lama yang tidak bisa keluar.
Redaktur & Reporter : Yessy
BERITA TERKAIT
- Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak TNI, Komnas HAM: Maksudnya Apa?
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Dedi Mulyadi Kirim Pelajar ke Barak TNI, Gubernur Jateng Sampaikan Kalimat Menohok
- Cetak Rekor, Serapan Beras Bulog Capai 1,3 Juta Ton Sepanjang April 2025
- Soal Program Kirim Pelajar Bermasalah ke Barak, Dasco: Harus Dikaji Dahulu