Delapan BUMN Diprivatisasi
Selasa, 05 Juni 2012 – 09:43 WIB

Delapan BUMN Diprivatisasi
Pandu menyebut, privatisasi tanpa melalui pasar modal relatif lebih mudah karena hanya melibatkan internal BUMN. Misalnya untuk PT INTI, rencananya pemerintah akan melepas maksimal 49 persen (saham baru) dengan perkiraan nilai Rp 332,5 miliar. "Saat ini, tengah dicarikan BUMN yang bersedia mengakuisisinya," katanya.
Adapun untuk PT ISN, rencananya pemerintah melepas 100 persen sahamnya kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sedangkan untuk PT Iglas, pemerintah yang kini memiliki 63,82 persen saham berencana melepas seluruh kepemilikannya. "Rencananya dilepas ke PPA," ucapnya.
Bagaimana dengan privatisasi melalui pasar modal" Pandu menyebut, yang paling siap saat ini adalah PT Semen Baturaja. Menurut dia, pemerintah berencana melepas 35 persen saham dengan target raupan dana Rp 1 triliun. "Dana hasil privatisasi rencananya digunakan untuk ekspansi penambahan kapasitas produksi," ujarnya.
Adapun untuk PT BTN yang saat ini sudah go public, lanjut Pandu, pemerintah berencana melepas maksimal 12,91 saham melalui rights issue dengan target raupan dana Rp 2,45 triliun. Sebagai gambaran, saat ini 27,08 persen saham BTN sudah dimiliki oleh publik. Sedangkan untuk PT Kimia Farma yang saat ini 9,97 persen sahamnya dimiliki publik, Pandu menyebut, pemerintah akan melepas maksimal 20 persen saham baru dengan target dana Rp 1,08 triliun.
JAKARTA - Program privatisasi terus bergulir di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kali ini, pemerintah siap melaksanakan privatisasi terhadap
BERITA TERKAIT
- World Safety Day 2025: IWIP Perkuat Budaya K3 di Lingkungan Kerja
- Manfaatkan Fasilitas SKA, Beragam Produk Asal Majalengka Tembus Pasar Mancanegara
- Lippo Karawang Siapkan Hunian dan Komersial Terbaru, Cek di Sini Harganya
- Peluncuran COCOBOOST di Ajang Mizone Active Zone Seru
- Investasi di Bidang SDM Bikin Bank Mandiri Raih Predikat Champion of the Year dan 12 Penghargaan Bergengsi
- Bea Cukai Gagalkan Distribusi Rokok Ilegal Senilai Hampir Rp 2 Miliar, Ini Kronologinya