Demi Anak, Perempuan Ini Jajakan ASI-nya di Pinggir Jalan

Demi Anak, Perempuan Ini Jajakan ASI-nya di Pinggir Jalan
Tang, wanita asal Tiongkok menjual ASI-nya di pinggir jalan demi menyelamatkan salah satu bayinya. Foto: Sina Weibo

Tapi, tak sedikit pula yang memberikan komentar negatif dan menganggap aksi tersebut terlalu vulgar untuk meminta bantuan.

’’Mereka yang berkata buruk di dunia maya harus berpikir. Jika itu adalah anak kalian, apakah kalian masih memilih menjaga harga diri ketimbang menyelamatkan nyawa anak?’’ tulis salah seorang warganet yang membela Tang sebagaimana dilansir BBC.

Setelah video tersebut viral, Southern Metropolis Daily mencoba menelusuri kebenaran kisah Tang. Hasilnya, diketahui bahwa Tang dan suaminya adalah pekerja migran yang sudah 16 tahun tinggal di Shenzhen.

Pada 17 Desember lalu, dia melahirkan bayi kembar perempuan saat usia kehamilannya 36 minggu. Salah seorang bayinya sehat, tapi tidak demikian dengan saudaranya yang kerap panas dan masih dirawat di ICU.

Pihak rumah sakit menyatakan bahwa kondisi vital bayi Tang stabil, tapi dia didiagnosis menderita meningitis dan shock septik akibat sepsis. Bayi mungil itu tak mungkin keluar dari rumah sakit secepatnya.

Rumah sakit menjamin bahwa tidak ada perawatan yang ditunda gara-gara masalah biaya. Mereka telah membicarakan masalah penanganan pembiayaan tersebut dengan Tang dan suaminya. Tapi, tentu saja tidak ada pernyataan bahwa biaya perawatan bakal digratiskan.

Di Tiongkok, penduduk miskin biasa melakukan hal-hal yang tidak wajar untuk membayar biaya rumah sakit yang membengkak. Misalnya, berpakaian seperti tokoh kartun Pikachu untuk menjual boneka seks, menjual keperawanan, dan berbagai hal lainnya.

Awal bulan ini, seorang bayi perempuan yang sakit ditinggalkan begitu saja di salah satu taman di Dongguan dengan selembar catatan.

Tang, perempuan 24 tahun asal Guangxi, Tiongkok, membuang jauh rasa malu dan gengsinya. Bersama suaminya, dia menjual ASI di pinggir jalan

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News