Demi Gelar Doktor, Ada Dosen Bersedia Bayar Sebegini
jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Ombudsman RI Laode Ida mengungkapkan, banyak calon doktor memanfaatkan jasa jurnal internasional berbayar. Demi mendapatkan gelar doktoral, menurut dia, ada oknum dosen bersedia membayar ratusan dolar agar jurnalnya diterbitkan.
“Ini memang sangat memprihatinkan tapi riil di lapangan. Karena harus memenuhi syarat membuat jurnal internasional, para calon doktor ini membayar ke pihak jurnal dengan jumlah variatif,” kata Laode kepada JPNN, Kamis (18/1).
Jurnal berbayar ini biasanya dimanfaatkan calon doktoral maupun guru besar yang jarang menulis. Kalaupun menulis, tidak ada isinya atau tidak berkualitas.
“Mereka ini hanya memikirkan asal memenuhi persyaratan dan Peraturan Menristekdikti. Yang dikejar kuantitas bukan kualitas. Mereka pun mau-mau saja membayar USD 500 asal tulisannya terpublikasi skala internasional," tuturnya.
Menurut Laode, kondisi ini sangat disayangkan karena bagaimana mutu pendidikan tinggi di Indonesia baik bila para guru besarnya maupun calon doktoral mengandalkan jurnal internasional berbayar.(esy/jpnn)
Ini sangat memprihatinkan tapi riil di lapangan. Karena harus memenuhi syarat membuat jurnal internasional, para calon doktor ini membayar ke pihak jurnal
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Lemkapi Sebut Ada Dosen yang Sedang Memprovokasi Mahasiswa untuk Mengkritisi Pemerintah
- ADI Harus Jadi Solusi Dosen
- Belasan Ribu Dosen & Guru Besar Sudah Terima Tunjangan Miliaran Rupiah
- Polisi Gulung Komplotan Rampok yang Bawa Kabur Emas dan Harta Milik Dosen di Makassar
- Tampang 3 Perampok Emas di Rumah Dosen di Makassar
- Raih Gelar Doktor, Ustaz Yusuf Mansur Berharap Ilmunya Bermanfaat