Demi Iklim, Duterte Bangkitkan Lagi Ambisi Nuklir Filipina
Rampung pada 1984, pembangkit itu ditinggalkan dua tahun kemudian menyusul penggulingan Marcos dan bencana nuklir Chernobyl yang mematikan.
Sejak 2009, BNPP sudah beroperasi sebagai objek wisata guna membantu biaya pemeliharaannya.
“Pemerintahan Duterte akan segera meninggalkan satu warisan yang buruk dan menyiapkan kita untuk cerita menyeramkan lainnya seperti Chernobyl dan Fukushima,” kata juru kampanye Greenpeace, mengacu kepada bencana-bencana nuklir terburuk di dunia.
Wakil Menteri Energi Gerardo Erguiza Jr mengatakan kerangka peraturan untuk tenaga nuklir masih memerlukan undang-undang dan masa depannya juga bergantung pada agenda pemerintahan selanjutnya.
Putra mendiang diktator, Ferdinand Marcos Jr, yang merupakan calon terdepan dalam pemilihan presiden Mei mendatang, telah mengatakan bahwa ia berencana untuk mengunjungi kembali proyek BNPP, menurut laporan media setempat. (ant/dil/jpnn)
Upaya sebelumnya untuk mewujudkan energi nuklir di Filipina dihentikan pada 1986 lantaran masalah keselamatan dan gejolak politik
Redaktur & Reporter : Adil
- Keluarga Diktator Filipina Ferdinand Marcos Dilaporkan Terkait Transaksi Emas 350 Ton
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN
- Sah! Pertamina Resmi Memimpin Clean Energy Task Force-ASCOPE
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi
- Detik-Detik Penangkapan Kapal Ikan Filipina di Talaud