Demonstran Bakar Bendera PDIP, Aktivis '98: Mereka Datang Bukan untuk Kebenaran
"Bendera itu kan simbol kelompok tertentu, harus dihargai. Sepengetahuan saya, itu gerakan mahasiswa 98 enggak pernah sampai misalnya membakar bendera partai tertentu," katanya.
Selain memegang erat etika gerakan, para aktivis era 90-an, kata Ari, juga diajarkan sejarah gerakan, budaya gerakan dan kalkulasi di lapangan.
Selain itu, diajarkan aksi yang dilakukan bertujuan untuk menunjukkan kebenaran. Bukan sekadar berunjuk rasa, tanpa tahu nilai-nilai yang diperjuangkan.
"Berbicara aksi kemarin (unjukrasa menentang RUU HIP), terkesan hanya aksi massa, bukan massa aksi. Jadi, orang yang datang bukan untuk unjuk kebenaran, tetapi karena dimobilisasi," katanya.
Ari berkaca dari beberapa pemberitaan media, dimana ada peserta aksi tidak tahu tujuan sebenarnya ikut turun ke jalan.
"Jadi, kesannya itu hanya karena sesuatu. Mungkin nasi bungkus atau solidaritas pertemanan. Kan sudah lama juga enggak ada ramai-ramai. Saya menyebut jika dimobilisasi itu aksi massa. Sementara rakyat yang berkesadaran unjuk kebenaran, itu massa aksi," pungkas Ari. (gir/jpnn)
Salah seorang pentolan aktivis'98, Ari Purnama membandingkan unjuk rasa menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan Gedung DPR/MPR dengan demo 1998
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Aktivis 98 Sebut Presiden Jokowi Mengkhianati Cita-Cita yang Diperjuangkan Reformasi
- Pentolan Aktivis '98: Wis Wayahe Prabowo Jenderal Bintang Empat
- Eks Aktivis ‘98 Ajak Mahasiswa Aksi Bersama Melawan Jokowi
- Aktivis dan Keluarga Korban Minta Rakyat Tidak Pilih Capres Pelanggar HAM
- Petrus Soroti Manuver Tim Prabowo Kumpulkan Aktivis '98 dan Korban Penculikan
- Dukung Prabowo, Aktivis '98 Sebut Isu Pelanggaran HAM Pesanan Asing