Derita Keluarga Para Korban Diksar Mapala UII

Derita Keluarga Para Korban Diksar Mapala UII
DUKA MENDALAM: Jenazah Ilham Nurfadmi Listia Adi dibawa dari RS Bethesda menuju RSUP dr Sardjito untuk autopsi. Foto: Setiaky A Kusuma/Radar Jogja

jpnn.com - Asa untuk menuntut ilmu di Yogyakarta kandas. Nyawa pun ikut melayang. Insiden tewasnya peserta Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.
 
DWI AGUS, Sleman

SENIN (23/1) pukul 23.20, Ilham Nurfadmi Listia Adi menghembuskan napas terakhirnya. Ilham merupakan korban ketiga pendidikan dasar (diksar) Mapala UII.

Sebelumnya Muhammad Fadli (20) meninggal saat masih di lokasi diksar di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Kemudian Syaits Asyam (19), dinyatakan meninggal usai dirawat di RS Bethesda.

Ayah Ilham, Syafii tidak menyangka putranya berumur pendek. ”Saya tak menyangka Ilham meninggal di usia muda,” ucapnya ditemui di RS Bethesda, Selasa (24/1).

Terlebih, lanjut Syafii, putranya meninggal di lingkungan kampus yang dianggapnya kental nuansa religi. Dia mengakui adanya bekas penganiayaan fisik di tubuh anaknya.

Syafii mengungkapkan, Ilham sebelum meninggal masih sempat berkomunikasi dengannya. Menurut pengakuan Ilham, dia mendapat penyiksaan dari para seniornya di Mapala UII.

Hal ini dikuatkan saat Syafii melihat langsung kondisi tubuh almarhum. Dalam dugaan Syafii, putranya tidak hanya mendapat siksaan dengan tangan kosong.

”Awalnya Ilham telepon katanya dipukuli, sempat mendapat foto tubuh juga. Saat melihat langsung memang benar ada. Bahkan ada bekas seperti pukulan dari benda selain tangan manusia,” jelasnya.

Asa untuk menuntut ilmu di Yogyakarta kandas. Nyawa pun ikut melayang. Insiden tewasnya peserta Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Islam

Sumber Radar Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News