Desa Bengkala di Buleleng, Kampung dengan Jumlah Warga Bisu-Tuli Terbanyak di Bali

Tak Bisa Dengar Musik, Gerakan Penari Andalkan Aba-Aba Tangan

Desa Bengkala di Buleleng, Kampung dengan Jumlah Warga Bisu-Tuli Terbanyak di Bali
Desa Bengkala di Buleleng, Kampung dengan Jumlah Warga Bisu-Tuli Terbanyak di Bali
Munculnya kelas inklusi yang menghadirkan siswa kolok dari desa setempat membuat sekolah itu pun mau tidak mau harus mempersiapkan guru yang memang mengerti bahasa siswa khusus tersebut. Tujuannya, transfer ilmu bisa terjadi dari guru ke murid. Guru pendamping itu sekaligus dibutuhkan untuk mengetahui persis psikologis para siswa kolok.

"Jika tidak didampingi guru yang mengerti bahasa tubuh, mereka sulit menerima pelajaran. Apalagi kalau tidak mengetahui psikologis mereka," papar Ketut Kanta, guru inklusi pertama di SDN 2 Bengkala.

Terkait proses awal siswa-siswa kolok itu bisa bergabung dengan siswa normal lainnya di kelas, termasuk hambatan yang kerap muncul, Ketut yang sempat melanglangbuana ke Belanda sebagai salah seorang tutor kolok itu menyatakan, awalnya mereka memang mendapatkan pendidikan tersendiri.

Tujuannya, mempersiapkan siswa kolok tersebut beradaptasi saat bersama siswa normal. Lama isolasi bergantung siswa kolok dalam merespons materi yang diberikan tutor. "Paling lama setahun. Setelah itu, mereka sudah bisa digabung dan masuk dalam kelas normal," bebernya.

Semakin banyak saja jumlah warga yang bisu-tuli di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali. Data terakhir menyebutkan, jumlah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News