Deteksi Dini Kanker Payudara Belum Efektif

Deteksi Dini Kanker Payudara Belum Efektif
Deteksi Dini Kanker Payudara Belum Efektif
Selain itu, data sistem informasi rumah sakit (SIRS) tahun 2007 juga menyebutkan bahwa kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai 21,69 persen lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya hanya mencapai 17 persen. Sedangkan, berdasarkan data Rumah sakit kanker Dharmais, jumlah kasus terus meningkat. Yakni, tahun 2003 ada sebanyak 221 kasus, dan tahun 2008 menjadi tiga kali lipat menjadi 657 kasus. "Sayangnya, 60-70 persen pasien yang datang sudah stadium lanjut, II atau IV," ujarnya.

Lebih lanjut Sutjipto menambahkan, pihaknya berupaya mengakomodir dan menyediakan materi edukasi kepada masyarakat luas. Bahkan, lanjut Sutjipto, pihaknya juga memfasilit6asi jalur pengobatan untuk pasien yang terpilih.

Masih di tempat yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar menerangkan, penanaman nilai-nilai positif dan penanganan masalah kesehatan perempuan memerlukan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, organisasi perempuan, dan kalangan perguruan tinggi. "Harus ada motivasi kuat dan cara pandang positif terhadap pencegahan kanker payudara agar perempuan tetap selalu menjaga kesehatan dirinya," terangnya.

Sementara itu, Linda juga menceritakan pengalamannya saat menghadapi masa sulit ketika didiagnosa mengidap kanker payudara. Dikatakan, perempuan yang didiagnosa dengan kanker payudara sangat membutuhkan dukungan dari pasangan dan keluarga. "Perawatan kanker merupakan perlakuan yang dialkukan secara perorangan. Namun peran keluarga dan suami sangat diperlukan," jelasnya. (cha/jpnn)

JAKARTA - Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YPKJ), Sutjipto menerangkan, deteksi dini kanker payudara di Indonesia masih belum efektif. Padahal,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News