Detik-detik Menegangkan ketika Abu Sayyaf Tiba-tiba Menguasai Kapal

Detik-detik Menegangkan ketika Abu Sayyaf Tiba-tiba Menguasai Kapal
PULANG KAMPUNG: Keluarga saat menjemput Royke Fransy Montolalu di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Foto: Willy Kalesaran/Manado Post

Ada empat kru Henry yang akhirnya dibawa perompak. Mereka adalah Ariyanto Misnan (master), Loren Marinus Petrus Rumawi (chief officer), Dede Irfan Hilmin (second officer), dan Samsir (A/B).

Itu berarti, total 14 warga negara Indonesia disandera kelompok tersebut. Sepuluh lainnya merupakan kru kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang dibajak sebulan lalu.

Bara, juga Yohanis, mengingat, begitu speedboat perompak pergi membawa empat rekannya, keduanya segera kembali ke dek. Terkejut sekali mereka saat menemukan Lambas Simanukalit tergeletak bersimbah darah. Rupanya, dia terkena pantulan tembakan dari perompak di bagian bawah ketiak sebelah kiri.

Saat rekan-rekannya berusaha menolong Lambas, Yohanis bergegas ke ruang kapten untuk mengambil HT (handy talkie). Pria yang tinggal di Tarakan Barat, Kalimantan Utara, itu lantas berusaha berkomunikasi dengan siapa saja yang mendengar. 

”Cek, cek, cek...bravo di sini TB Henry telah dibajak. Teman kami kena luka tembak,” tutur Yohanis kepada Radar Tarakan (Jawa Pos Group) menirukan yang dilakukan kala itu. 

Beberapa menit kemudian, ada jawaban dari polisi maritim yang saat itu melakukan patroli. Setelah ditunggu sekitar 30 menit, polisi maritim Malaysia tiba. 

Dengan cepat, polisi langsung membawa Lambas dengan menggunakan salah satu kapal patroli mereka menuju Semporna, Sabah. Sampai sekarang Lambas masih dirawat di negeri jiran itu.

Sementara itu, lima ABK dan kapal TB Henry dibawa ke Lahad Datu untuk dimintai keterangan. Yohanis mengaku, selama berada di Malaysia, dirinya dan teman-teman diperlakukan secara wajar. Mereka hanya ditanyai atau diinterogasi pihak Konjen RI dan polisi setempat. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News