Di Antara 8 Peluru, Masih Ada Dua di Tubuh

Di Antara 8 Peluru, Masih Ada Dua di Tubuh
Di Antara 8 Peluru, Masih Ada Dua di Tubuh
Dia tetap tak berhenti. Kehidupan jalanan pun dilakoninya dan dia terus terlibat baku tembak. Keluar dari geng adalah sebuah kelemahan dan bagi Cardona muda, itu adalah suatu kiamat. Sementara itu, semakin sangar dan barbar tindakan yang dilakukan, justru semakin mendapat pujian.

Hingga akhirnya terjadi peristiwa pada 2001. Ketika itu, Cardona mabuk di sebuah kelab malam. Rupanya, dia diincar Wayne, seorang pembunuh bayaran geng kulit hitam paling terkenal di kawasan Los Angeles. Begitu keluar pub, tiba-tiba Wayne mendekatinya dan menembakkan lima peluru dari jarak dekat. Dia roboh bersimbah darah.

Selama sebulan, Cardona koma. Akhirnya karena keajaiban, dia bisa pulih seperti sediakala. Itu masih belum menyadarkannya. Dia memburu Wayne dan berhasil menyudutkannya hingga ke rumahnya. Ketika akan menembakkan pistol, Wayne keluar dengan menggendong bayinya. Wajahnya memelas. "Saat itulah saya sadar bahwa tak ada gunanya lingkaran kekerasan," katanya. Dia pergi dengan memaki-maki dalam bahasa Latin.

Hidup Cardona kemudian kosong dan untuk menghilangkan sifat temperamennya, dia berlatih yoga di sebuah kursus mengelola marah. "For months, man, you got to be breathe like this. Hmm... Hmmm..," ucapnya, kemudian matanya terpejam dan berpose seperti orang yoga. Jadi, ketika marah, dia langsung "Hmmm... Hmmm..."

LOS ANGELES - Sepuluh tahun lalu, Lou Cardona adalah preman sangar yang memimpin sebuah geng Latin cukup ternama di Los Angeles. Kini dia telah berubah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News