Di Balik Putusan Roe v Wade Mengenai Aborsi 50 Tahun Lalu, Ada Cerita Seorang Perempuan Malang
Mereka dapat menargetkan hak-hak lain yang telah diperoleh dengan susah payah.
Dengan berakhirnya Roe v Wade, kira-kira setengah dari negara bagian AS melarang atau mempersempit akses aborsi.
Besarnya implikasi kesehatan dan ekonomi dari keputusan Mahkamah Agung tidak dapat diremehkan.
Namun, keputusan itu—dan pendapat Hakim Thomas pada khususnya—telah mengguncang banyak pengamat hukum, termasuk Alexis Karteron, seorang profesor hukum dan direktur Klinik Hak Konstitusional di Universitas Rutgers.
"Hakim Thomas dan pendapatnya yang dengan tegas mengatakan bahwa pengadilan harus meninjau kembali sejumlah kasus proses hukum yang melibatkan isu-isu yang sangat penting," katanya.
"Misalnya hak untuk pernikahan sesama jenis, hak untuk berada dalam hubungan sesama jenis tanpa menghadapi kriminalisasi, dan hak untuk mengakses alat kontrasepsi."
Karteron, yang menggambarkan Hakim Thomas sebagai orang yang "sangat konservatif", mengatakan dia telah memperjelas posisinya.
"Dia benar-benar tidak pernah malu untuk mengatakan dengan tepat apa yang dia pikirkan," katanya.
Tanpa uang dan akses ke aborsi legal, seorang perempuan hamil berusia 28 tahun mengambil tindakan sendiri
- Brasil Ukir Kemenangan Bersejarah dari AS Secara Dramatis, Cek Klasemen VNL 2024
- Link Live Streaming Big Match VNL 2024 Brasil Vs Amerika Serikat, Sekarang!
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Thailand Curi Satu Set saat Lawan AS pada Week 1 VNL 2024