Di Depan Pasukan Elite 3 Matra TNI, Bamsoet: Waspadai Ancaman!

Di Depan Pasukan Elite 3 Matra TNI, Bamsoet: Waspadai Ancaman!
Ketua MPR Bambang Soesatyo berbicara di Webinar Pasukan Elite 3 Matra TNI dan Empat Pilar MPR RI secara virtual dari ruang kerjanya di Jakarta, Rabu (21/10). Foto: Humas MPR RI.

Mantan ketua DPR itu mengatakan bahwa di dalam tubuh TNI juga terdapat pasukan elite dari tiga matra yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara. Ketiganya menjadi sumber daya dan aset unggulan TNI yang tidak hanya teruji dari kemampuan olah fisik dan olah pikir, tetapi juga karakter yang kuat sebagai patriot bangsa.

"Lebih membanggakan lagi, pasukan elite yang dimiliki TNI tidak hanya memiliki kemampuan tempur yang disegani dunia, melainkan juga mampu melaksanakan berbagai tugas berat lainnya. Mulai dari operasi pembebasan sandera dengan kompleksitas risiko yang tinggi, hingga evakuasi korban di medan lapangan yang sulit dan ekstrem," ucapnya.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan, berbagai torehan prestasi tersebut jangan membuat terlena. Karena ke depan, tantangan yang dihadapi akan semakin kompleks dan bersifat multidimensi. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pasukan khusus dalam menjawab tantangan zaman juga harus menjadi sebuah upaya berkesinambungan, sehingga tidak berhenti pada satu titik pencapaian.

Dia mengingatkan bahwa dinamika lingkungan strategis global diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar, yang telah menempatkan Indonesia pada pusat kepentingan dunia.

Besarnya jumlah penduduk dengan tingkat kemajemukan dan heterogenitas yang tinggi, ditambah posisi geografis yang strategis dan kondisi sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menempatkan Indonesia sebagai center of gravity komunitas global.

"Hal itu menjadikan Indonesia dalam posisi rentan dan rapuh terhadap pengaruh dan infiltrasi asing," ucap Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini,

Suami Lenny Sri Mulyani ini juga menegaskan, jika tidak siap dan waspada, bangsa Indonesia bisa tergilas dalam kompetisi global yang tak mengenal batas dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi.

Konsepsi mengenai keamanan nasional menurutnya telah mengalami pergeseran paradigma, di mana ancaman terhadap keamanan nasional tidak lagi bersifat kasat mata dan konvensional. Tetapi, bersifat kompleks, multidimensional, serta berdimensi ideologis.

Ancaman ini tidak main-main, sekitar 10 persen generasi milenial setuju mengganti Pancasila dengan ideologi lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News