Di Hari Tuanya, Muhayanah dan Asmin Tinggal di Gubuk Plastik

Di Hari Tuanya, Muhayanah dan Asmin Tinggal di Gubuk Plastik
Muhayanah (73) dan Asmin (80). Foto: Susmiyatun Hayati/Antara

jpnn.com, CILEGON - Muhayanah (73) dan Asmin (80), warga kampung Kelelet Kelurahan Deringo, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Banten, tak pernah menyangka akan hidup sengsara di hari tuanya.

Pasangan suami istri ini, bersama seorang anak perempuannya dan dua cucunya tinggal di sebuah gubuk plastik tak lebih dari 3x5 meter.

Meski sehari-hari bekerja sebagai pemulung, Muhayanah bersama sang suami yang setiap hari mengumpulkan sampah plastik hanya mampu mencukupi kebutuhan untuk makan sehari-hari saja. Belum lagi, mereka harus menanggung dua cucu dan anak yang menjanda karena suaminya meninggal.

Muhayanah dan Asmin sebenarnya baru dua minggu tinggal di gubug tak layak ini. Mereka tak ingin merepotkan keluarganya yang memberikan tumpangan tempat tinggal selama ini, lantaran rumah keponakannya yang sebelumnya ditinggali kini sudah dihuni lima kepala keluarga.

"Ibu meh wong ore mampu (ibu mah orang tidak mampu), kerja juga cuma bisa mungutin plastik," katanya ketika disambangi, Rabu (2/10).

Ia bersama anak dan cucunya pun terpaksa harus tidur beralas tikar menumpuk. MCK pun tak dimiliki. Sebuah rak baju usang bahkan tampak di luar dengan baju terserak hingga keluar.

Lurah Deringo Edi Qodratullah yang berkunjung bersama petugas dari Dinas Sosial Kota Cilegon saat menyalurkan bantuan makanan mengaku, pihaknya selama ini sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Cilegon untuk menangani keluarga yang masuk pada program pengentasan kemiskinan ini.

Pihaknya bahkan mengaku siap membangunkan rumah Muhayanah dan Asmin, namun terkendala mengingat lahan yang ditempati bukan milik keluarga Asmin.

Muhayanah dan Asmin serta anak dan cucunya terpaksa harus tidur beralas tikar di sebuah gubuk plastik tak lebih dari 3x5 meter.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News