Di Masa Pandemi COVID-19, Emiten Rumah Sakit dan Farmasi Diburu Investor

Di Masa Pandemi COVID-19, Emiten Rumah Sakit dan Farmasi Diburu Investor
Petugas menyiapkan tempat tidur di ruang isolasi sementara di Rumah Sakit Siloam, Jakarta, Sabtu (7/3). Foto: Ricardo/JPNN.com

Apalagi, sektor rumah sakit akan menghasilkan pendapatan berulang (recurring income) bagi SILO, yang juga akan mendorong induknya, yakni LPKR.

"Disaat kondisi kesadaran kesehatan dan antisipasi masyarakat terhadap virus corona meningkat seharusnya sektor kesehatan bisa diuntungkan. Maka ada peluang kinerjanya bisa lebih baik. Untuk jangka panjang, pasti positif," ucap Sukarno, kepada media.

Kinerja emiten kesehatan juga didorong kebijakan pembebasan bea masuk yang akan membuat bahan baku obat dan peralatan medis impor menjadi lebih murah.

Dengan demikian rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan tidak mengeluarkan ongkos banyak untuk membelinya. Dengan begitu, Sukarno melihat laba emiten farmasi bakal tumbuh .

Kinerja SILO diyakini juga akan mendorong kinerja LPKR mengingat SILO menghasilkan recurring income yang konsisten.

Karena itu, asal bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja akan tetap positif.

Data pembukuan LPKR mencatat lebih dari 70 persen pendapatan Lippo Karawaci berasal dari recurring income, alias pendapatan berulang dari SILO yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak, salah satunya disebabkan merebaknya virus corona.

Divisi healthcare dan mal juga tercatat menjadi penopang pertumbuhan pendapatan yang kuat.

Kinerja emiten kesehatan akan positif di tengah ancaman virus Corona jenis baru COVID-19, termasuk RS Siloam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News