Di Masjid Buka Puasa, di Luar Pub Tampilkan Tari Erotis
Minggu, 22 Agustus 2010 – 12:36 WIB
Ironisnya, meski menjadi pusat umat muslim, Kampung Melayu juga sangat dekat dengan pusat prostitusi terbesar Singapura, Geylang. "Tapi, semua itu tidak masalah bagi kami," ujarnya lantas tersenyum.
Warga asing juga nyaman dengan kondisi Dunlop Street. Meski sebagian besar penduduk asli wilayah tersebut adalah muslim, kebebasan berekspresi tetap dijunjung tinggi. Misalnya, yang diungkapkan Andrew Mavious. Pemuda 24 tahun asal Sydney, Australia, itu mengaku nyaman berada di komunitas Little India.
Sudah seminggu ini Andrew menginap di 28 Hostel, penginapan murah di seberang jalan Masjid Abdul Gaffoor. Namun, dia tidak menemui sekali pun perilaku resek komunitas muslim di sana. "Itulah yang saya suka dari Singapura. Toleransinya sangat tinggi," ungkap petualang yang akan melanjutkan perjalanan ke Jerman dan Kanada tersebut.
Bukan hanya toleransi antarumat beragama yang dijunjung tinggi komunitas muslim Little India. Dalam kelompok muslim berbeda mazhab pun, mereka saling bertenggang rasa. Misalnya, saat salat asar di Masjid Abdul Gaffoor. Takmir di masjid yang menjadi situs monumen nasional Singapura itu membagi pelaksanaan salat jamaah bagi dua mazhab berbeda. Pengikut mazhab Syafi"i diberi kesempatan pertama pukul 15.49 waktu setempat. Penganut mazhab Hanafi mendapat kesempatan kedua pada pukul 17.16.
Muslim Tamil dan India berusaha terus menjunjung toleransi keberagamaan di tengah persilangan budaya wilayah Little India, Singapura. Muslim di sana
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor