Di Padang, Jokowi Ditodong Pertanyaan soal TKA Tiongkok

Di Padang, Jokowi Ditodong Pertanyaan soal TKA Tiongkok
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Padang, Sumbar pada Senin (21/5). Foto: Biro Pers Istana

"Intinya justru memperketat, jadi jangan dibalik-balik. Ini isu politik lagi. Yang sebetulnya memperketat justru kita dianggap memperlonggar," tegas mantan gubernur DKI itu.

Dia pun memberikan gambaran bahwa dilihat dari sisi penghasilan, isu TKA yang utamanya berasal dari Tiongkok yang berbondong-bondong masuk ke Indonesia tidak dapat dijelaskan melalui nalar logika.

"Coba kita bayangkan, di sana gajinya sudah delapan sampai sembilan juta (UMR-red). Di kita, di sini, Rp 2,1 juta. Mau tidak orang di sana dibawa ke sini kemudian digaji dengan UMR kita? Perusahaan dari sana misalnya, ada yang ke sini, pilih memakai tenaga mereka dengan gaji delapan juta atau yang Rp2,1 juta. Ya pilih yang di sini," tutur Jokowi.

Hal yang sama tentunya juga berlaku bagi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di negara lain. Mereka kemungkinan besar akan mencari pekerjaan yang penghasilannya lebih besar dari yang bisa mereka dapatkan dengan bekerja di dalam negeri.

"Orang kita bekerja di Hong Kong itu gajinya tiga sampai empat kali lipat, kadang ada yang sampai enam kali lipat. Pasti mencari gaji yang lebih besar," lanjutnya.

Diakuinya memang ada TKA yang masuk ke Indonesia untuk menempati posisi-posisi khusus dan tertentu di mana kemampuannya memang dibutuhkan dan belum dapat dipenuhi tenaga lokal.

Namun, itu pun dibatasi jangka waktunya dan selama jangka waktu tersebut diharapkan transfer kemampuan kepada tenaga lokal dapat tercapai.

"Memang ada tenaga kerja asing yang masuk ke sini tetapi itu untuk hal-hal yang kita belum memiliki skill-nya. Itu dibatasi sebulan sampai misal empat bulan," tegas suami Iriana.

Presiden Joko Widodo mendapat pertanyaan soal tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok, ketika berdialog dengan warga di Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News