Di Saat Ali Meninggal, Komedi Tidak Mati

Oleh Dahlan Iskan

Di Saat Ali Meninggal, Komedi Tidak Mati
Dahlan Iskan saat menghadiri prosesi pemakaman Muhammad Ali.

”Ali,” kata Crystal, ”Anda kan tahu saya Yahudi.”

”Tenang saja. Saya kan Islam,” jawab Ali.

Setelah tepuk tangan gemuruh hadirin reda, Crystal berubah wajah menjadi haru. ”Sejak itu Ali tidak pernah lagi mau lari di lapangan golf tersebut,” katanya.

Ali juga bersedia diajak acara pengumpulan dana untuk perdamaian. Aktivisnya para tokoh kesenian, olahragawan, dan ilmuwan. Bahkan, Ali adalah bagian dari upaya perdamaian itu sendiri.  

Dia menentang perang Vietnam dengan penuh risiko: gelarnya dicopot. Lalu ditambah pula hukumannya: empat tahun tidak boleh naik ring.

Selama menjalani masa sulit itu, Ali terus keliling dunia. Ke universitas-universitas. Dari ceramah ke pidato. Untuk kampanye perdamaian.

Ali juga terus memperjuangkan hak-hak orang kulit hitam. Justru di saat posisi orang kulit hitam sangat sulit. Dia memanfaatkan ketenarannya untuk perjuangan menaikkan harkat warga kulit hitam. Yang begitu rendah diri.

”Saya hitam dan saya cantik.” Itulah kata-kata Ali yang amat terkenal. Dia tidak segan mengatakan, ”Saya ini orang kulit hitam.”

Muhammad Ali sudah pergi. Tapi, dia tidak pernah meninggal. Itulah kata penutup yang manis dari sambutan seorang komedian terkemuka Amerika Billy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News