Di Saat Ali Meninggal, Komedi Tidak Mati

Oleh Dahlan Iskan

Di Saat Ali Meninggal, Komedi Tidak Mati
Dahlan Iskan saat menghadiri prosesi pemakaman Muhammad Ali.

Sambutan komedian itu memang hanya 14 menit. Tapi, saya hitung berapa kali hadirin bertepuk tangan dan tertawa ngakak: 39 kali.

Inilah upacara melepaskan jenazah yang unik. Dibuka dengan bacaan Alquran oleh imam dari Memphis, kota besar di Negara Bagian Tennessee, acara itu ditutup dengan doa oleh empat imam dari empat agama: Islam, Kristen, Yahudi, dan aliran kepercayaan suku asli American Indian.

Di tengah-tengahnya banyak sambutan. Termasuk dari pelawak Billy Crystal tadi. Yang menilai Ali sejajar dengan pelukis Picasso yang baru akan lahir setiap seribu tahun satu.

Crystal kenal Ali untuk pertama kalinya saat karir lawaknya masih hijau. Saat itu Ali, juara dunia tinju tiga kali, dinobatkan majalah Time sebagai Man of the Year.

Di penobatan itulah Crystal mengisi acara dengan komedinya: menirukan gaya Ali di panggung. Sejak itu karir lawaknya melejit. Dia merasa dipromosikan berkali-kali oleh Ali.

Di resepsi itu dia bilang, Ali memang dikenal luas dengan kecepatannya mengayunkan tinju. Tidak ada yang menandingi. ”Hanya saya yang bisa mengalahkan kecepatannya,” ujar Crystal melucu.

”Saya buktikan ketika saya mau tidur. Saya matikan lampu. Saya sudah bisa tidur sebelum cahayanya menjadi gelap.”

Sejak malam penobatan itu Ali menganggap Crystal adiknya sendiri. Suatu saat Crystal diajak lari pagi berdua. Di sebuah lapangan golf yang aturannya ketat: tidak boleh dimasuki orang Yahudi.

Muhammad Ali sudah pergi. Tapi, dia tidak pernah meninggal. Itulah kata penutup yang manis dari sambutan seorang komedian terkemuka Amerika Billy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News