Di Unhas, Hasto Sebut Kepemimpinan Intelektual Harus Dibangun Lewat kampus

Di Unhas, Hasto Sebut Kepemimpinan Intelektual Harus Dibangun Lewat kampus
Hasto Kristiyanto memberikan kuliah umum mengenai geopolitik Soekarno di Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Kamis (28/7). Foto: DPP PDIP

“Jejak sejarah pelaut Makassar ini terlihat dalam karya seni suku Yolngu hingga saat ini. Suku Bugis dan Suku Makasar dikenal sebagai pelaut asli nusantara yang sangat tangguh,” kata Hasto.

Hasto lalu menyinggung peran perguruan tinggi di Sulsel dan mahasiswanya agar bisa merespons keadaan itu.

Yang pertama adalah akademisi harus memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan  dan teknologi lewat perbanyakan riset dan inovasi. Kampus juga harus bisa melakukan kaderisasi kepemimpinan mahasiswa.

“Universitas mempersiapkan seluruh aspek kepemimpinan nasional dengan membangun  kesadaran cara pandang geopolitik dalam mendayagunakan seluruh potensi instrument of national power bagi ketahanan nasional, kemajuan pembangunan, dan pertahanan negara Indonesia,” kata Hasto.

Menurut Hasto, sesuai hasil penelitiannya dalam disertasi mengenai pemikiran geopolitik Soekarno di Universitas Pertahanan, pendidikan menjadi faktor terpenting kedua setelah kepentingan nasional.

“Perguruan tinggi harus menjadi salah satu motor penggerak kemajuan. Perguruan tinggi menjadi pelopor tindakan yang bersifat progresif revolusioner dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi melalui riset dan inovasi yang berpihak pada kemajuan bangsa,” beber Hasto.

Hasto mengajak mahasiswa agar memperkuat diri dan berimajinasi tentang masa depan pribadi dan Indonesia.

“Tiada hari tanpa belajar, tiada hari tanpa membaca buku, tiada hari tanpa diskusi, tiada hari tanpa melakukan riset dan inovasi,” tegas Hasto.

Hasto Kristiyanto menganggap Sulsel harus dibangun dengan berdasar pemahaman geopolitik, khususnya menyangkut strategisnya Selat Makassar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News