'Dia Memukul Leherku Dengan Botol': Kisah Mahasiswa ANU Canbera Menolak Ajakan Seks
Mina Khoshnevisan dari Stop Campaign mengatakan kekerasan seksual di kampus merupakan masalah budaya yang perlu ditangani dengan berbagai cara.
Dia mengatakan penghuni asrama yang umumnya anak-anak muda ditambah budaya minuman keras menimbulkan kerentanan.
"Mahasiswa ANU sangat rentan karena kebanyakan dari kami tinggal di kampus," katanya.
"Untuk pertama kalinya kami jauh dari keluarga dan teman lama, ditambah lagi bahwa kami sekarang sudah legal untuk minum miras," ujarnya Mina.
Sementara itu Rektor ANU Brian Schmidt membantah birokrasi sebagai pihak yang harus disalahkan dalam kasus ini.
"Saya kecewa dengan adanya pelecehan seksual di kampus kita dalam bentuk apa pun," tegasnya.
"Saya bangga dengan kemajuan yang telah kami capai."
Kepala unit khusus Sue Webeck secara terpisah mengatakan unitnya baru beroperasi penuh awal tahun ini.
Sejumlah mahasiswa Universitas ANU di Canberra, Australia, menggelar kampanye Stop Campaign yang mengangkat kisah personal korban pelecehan seksual di kampus. Pelaku dan korban umumnya tinggal di asrama.
- Kasus Pelecehan Seksual oleh Dokter AY Naik Penyidikan
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Polisi Klaim Botol Miras di Kantor Gubernur Jateng Jadi Bahan Molotov May Day
- Miras Masuk Lapas Bukittinggi, Puluhan Napi Keracunan, 1 Orang Tewas
- Nasib Korban Pencabulan oleh Oknum Dokter Kandungan di Garut, Menyedihkan!
- Gegara Gerai Miras, Warga Kampung Sawah Ancam Geruduk Kartika One Hotel