Dian Ciputra

Oleh: Dahlan Iskan

Dian Ciputra
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sejak ditangkap itu, sang ayah tidak pernah kembali —sangat mungkin sudah mati dibunuh Jepang.

Dian asli Manado —setidaknya lahir di Manado, besar di Manado. Dia sendiri merasa sebagai orang Tionghoa Manado.

Sedangkan Ciputra lahir di kota kecil Parigi —di leher ceking Pulau Sulawesi: jauh dari Palu, jauh pula dari Gorontalo.

Sebelum SD, Ciputra sudah diajak ibunya mengungsi ke utara. Ke Desa Bumbulan. Itulah desa di dekat Pantai Tomini, yang masuk Kecamatan Paguat.

Anda tentu masih ingat Paguat: pusat bisnis investasi online yang merugikan ribuan investor yang dijalankan seorang polisi berpangkat letnan dua kapan itu (Disway xxx).

Di Desa Bumbulan tersebut Ciputra tumbuh sebagai remaja. Teman terbanyak masa kecilnya ada di desa itu.

Kelak, ketika sudah jadi konglomerat, Ciputra naik helikopter ke Desa Bumbulan: menemui semua teman kecilnya, membagikan uang kepada mereka, dan membangunkan rumah bagi yang termiskin. Termasuk membangun pula gereja di situ. Lalu, naik helikopter lagi ke kota kecil Parigi —tempat kelahirannya.

Itulah untuk kali pertama Ciputra ke desa itu, dan ke tempat kelahirannya itu, sejak meninggalkannya. Dan ternyata itu juga untuk kali terakhir.

Suatu hari, Dian naik sepeda memboncengkan temannya, sesama siswi SMA Susteran. Dari arah berlawanan, Ciputra diboncengkan sepeda oleh temannya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News