Dianggap ATM, Wakil Rakyat Stres
Pusing, Konstituen Sering Minta Uang
Rabu, 06 Oktober 2010 – 05:25 WIB
Romi menyampaikan, mekanisme resmi untuk memperjuangkan aspirasi yang bersifat kebutuhan dasar itu masih belum ada. Tapi, tidak sedikit anggota dewan yang tetap mendesak instansi tertentu untuk memastikan proposal tersebut terealisasi.
Di tempat yang sama, pengamat politik Syamsuddin Haris menduga, masyarakat meminta uang secara instan dari wakilnya karena bosan dengan janji-janji politik yang tidak terpenuhi. "Daripada menunggu lama, mereka memilih yang instan saja," katanya. Karena itu, kehadiran anggota dewan di dapil menjadi momentum bagi rakyat untuk mendapatkan hadiah. "Seolah-olah ada Sinterklas yang datang," ujarnya.
Menurut Haris, para wakil rakyat seharusnya melihat adanya masalah pada masyarakat di dapilnya, yakni kemisikinan. Tugas legislator adalah memperjuangkan melalui legislasi. "Bukan konteks mengumpulkan aspirasi yang akhirnya didefinisikan dalam bentuk proposal itu," tegas Haris. (pri/c6/tof)
JAKARTA - Tidak mudah menjadi wakil rakyat. Tak hanya disorot karena kinerja buruk dan citra kurang baik. Sebagian besar anggota DPR itu juga menyatakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Sudaryono Mulai Merangkak ke Posisi Atas di Survei Pilgub Jateng
- Gorengan PDI Perjuangan Mantap, Sudaryono Colek Bambang Pacul
- PPK Harus Konsisten dengan Sumpah
- ASN Punya Hak Politik, tetapi Wajib Bersikap Netral
- Eks Pelatih Timnas AMIN Dapat Restu Gerindra Maju di Pilgub Sulteng, Begini Analisis Pengamat
- Ingat, PPK Harus Kerja Sesuai Aturan