Dibantu Tenaga Ahli Afrika Selatan, Titik Api di OKI Turun Drastis
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana J Tambunan mengatakan, titik api di Ogan Komering Ilir (OKI) tinggal 45 hotspot. Padahal sebelumnya, titik api masih ratusan sehingga butuh kerja sangat keras untuk memadamkannya.
"Tenaga ahli dari Afrika Selatan ini sudah bekerja sekitar empat hari, dan terbukti mampu menurunkan titik api cukup drastis dari semula terpantau masih seratus lebih tapi Senin (9/11), sudah tersisa hanya 45 hotspot," kata Tambunan dalam keterangan persnya, Rabu (11/11).
Ia mengatakan, upaya yang dilakukan tim manajemen dan regu pemadam kebakaran dari Working on Fire Afsel ini sangat efektif dan patut dicontoh Indonesia untuk masa mendatang.
Tim ini mula-mula membidik lahan gambut sedang terbakar. Tim juga membidik lahan gambut panas yang memiliki kedalaman di atas tiga meter. Lahan gambut panas itu dibuat lubang kedalaman tinggi menggunakan bor.
Setelah dibor, dimasukkan cairan kimia (racun api) untuk mematikan api di bawah tanah sehingga menghilangkan bara. Sedangkan dari udara dibantu pesawat sewa water bombing asal Rusia Be-200.
Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata menambahkan, tenaga ahli asal Afsel didatangkan sebagai bentuk dukungan kalangan swasta terhadap pemerintah. Sebelumnya, swasta dan pemerintah juga membantu menyewakan dua pesawat asal Rusia Be-200 berkapasitas 12.000 liter air sekali angkut sejak 21 Oktober 2015. (esy/jpnn)
JAKARTA - Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana J Tambunan mengatakan, titik api di Ogan Komering Ilir (OKI) tinggal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pj Gubernur Agus Fatoni Apresiasi Prestasi & Capaian Kabupaten Banyuasin di HUT ke-22
- Pemkab Klungkung Tangani Kerusakan Jalan di Nusa Penida
- Bus Tertabrak Kereta Api, Sopir dan Kernet Diburu Polisi
- Jadi Tersangka Korupsi, Eks Dirut RSUP Adam Malik Ditahan Kejari Medan
- BNNP Jateng Menggagalkan Pengiriman 6 Kg Ganja Tujuan Tegal
- Foto Harnojoyo Besuk Alex Noerdin Beredar di Sosmed, Karutan Palembang: Kami Kecolongan