Dibayar dan Kesempatan Jalan ke Luar Negeri Karena Mendengarkan Radio

"Siaran radio pertama kali saya dengar adalah Radio Australia. Ketika memulai siaran di subuh hari, terdengar ocehan burung kookubura membuka cakrawala dunia melalui Radio Australia."
Menurut Rudy yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan kelapa sawit tersebut, di tahun 1980-an, ketika internet belum ada, radio merupakan salah satu sumber informasi bagi warga di kota-kota kecil di seluruh pojok Indonesia.
"Mendengar radio luar negeri merupakan kebanggaan tersendiri," katanya.
"Ketika itu berita miring tentang Indonesia tidak didapatkan dari media siaran lokal yaitu TVRI dan RRI. Dan ketika mendapat berita aktual dan terpercaya dari siaran radio asing, maka tidak ada pilihan, selain mendengarkan radio siaran luar negeri," kata Rudy lagi.
Rudy tidak mendengar Radio Australia saja, namun juga dari berbagai negara yang memiliki siaran bahasa Indonesia.
"Kala itu Radio Australia dianggap paling vokal dengan memancarkan siarannya tentang berbagai isu menarik di dunia, termasuk Indonesia."
"Saya juga mendengar siaran radio lainnya seperti Suara Amerika VOA dengan acara Indonesia terkini, BBC London yang paling senang menyoroti Indonesia hingga membuat acara Ungkapan Pendapat sangat sukses."
Ditambah dengan Suara Jerman Deutsche Welle dengan acaranya Indonesia Plus Minus, Radio Nederland dengan acaranya Situs sejarah dan kemerdekaan, kelima radio ini merupakan siaran radio favorit bagi Rudy Hartono ketika itu.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas