Dibedaki, Disisir, Direbahkan...Darah Segar Mengalir

Dibedaki, Disisir, Direbahkan...Darah Segar Mengalir
BULU SAPI DISISIR: Seorang wanita menyisir bulu-bulu (rambutnya) yang berada di kepala hingga ke leher sapi kurban sebelum disembelih di Masjid Nurul Huda, kawasan Purusbaru, Kecamatan Padang Barat, kemarin. Foto: Syawal/Padang Ekspres

Setelah selesai prosesi itu, wanita tua itu menjauh dari hewan tersebut dan panitia kurban mulai mendekati dan mengikat keempat kaki hewan kurban sembari direbahkan di halaman masjid tersebut.

Diiringi takbir oleh imam masjid, tukang potong mulai menggosokkan golok tajamnya ke leher sapi.

Tidak lama berselang, darah segar mulai keluar dari leher sapi hingga membasahi halaman masjid. Sapi tidak bergerak lagi. 

Imam Masjid Nurul Huda, Bainullah Tuanku Elok, 51, menuturkan, prosesi penyembelihan seperti itu merupakan tradisi jamaah Syatariah. 

Penyembelihan hewan kurban merupakan tradisi dari Nabi Ibrahim. Sebelum penyembelihan, sapi disiram dulu dengan air limau dicampur ramuan lainnya, lalu dibedaki dan disisir, itu meniru sejarah Nabi Ismail. 

Sebab sebelum Nabi Ibrahim akan menyembelih Nabi Ismail, Nabi Ismail dimandikan dulu kemudian dibedaki.

“Hakekatnya sebelum sapi disembelih dibersihkan dulu, sebab sapi itu juga makhluk yang mempunyai nafsu dan amarah, sehingga hewan tersebut rela untuk dikurbankan,” katanya.

Limau untuk memandikan sapi tersebut terdiri dari limau purut dan daun sitawa-sidingin (ramuan obat tradisional, red). 

DI Masjid Nurul Huda, kawasan Purusbaru, Kecamatan Padang Barat. Kota Padang, Sumba, hewan kurban dibedaki dan rambutnya disisir sebelum disembelih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News