Dibedaki, Disisir, Direbahkan...Darah Segar Mengalir

Dibedaki, Disisir, Direbahkan...Darah Segar Mengalir
BULU SAPI DISISIR: Seorang wanita menyisir bulu-bulu (rambutnya) yang berada di kepala hingga ke leher sapi kurban sebelum disembelih di Masjid Nurul Huda, kawasan Purusbaru, Kecamatan Padang Barat, kemarin. Foto: Syawal/Padang Ekspres

“Sapi lalu disisir bulu-bulunya atau rambutnya hingga leher dan badannya juga syariat saat Nabi Ismail akan disembelih oleh ayahnya Ibrahim,” katanya.

Pemotongan hewan kurban dengan cara itu sudah tradisi setiap tahunnya. “Tahun ini kurban di Masjid Nurul Huda ada 7 ekor sapi. Alhamdulillah meningkat dari tahun lalu sebanyak 5 ekor, sedangkan kupon yang disebar sebanyak 120 kupon untuk warga setempat dan juga jamaah Syatariah sendiri,” sebutnya.

Dia menuturkan, jamaah Syatariah di Kota Padang berjumlah lebih kurang 500 orang yang tersebar di beberapa titik di Kota Padang seperti di Kuranji, Purusbaru dan lainnya.

Adi, 25, warga setempat mengaku, tradisi menyembelih hewan kurban dibedaki dan disisir rambutnya ini sudah lama di lakukan di kawasan itu. 

“Sudah lama menjadi tradisi, sejak saya belum lahir tradisi tersebut sudah ada. Sapi yang akan dikurbankan dibedaki dan disisir serta disiram dengan air bunga,“ katanya.   

Veronica, 22, mahasiswa di Padang menuturkan, tradisi penyembelihan hewan kurban dengan cara dibedaki dan disiram dengan air bunga bisa diangkat menjadi wisata religi. 

Karena itu merupakan tradisi dari jamaah Syatariah yang telah dilakukan sejak lama. (***/sam/jpnn)


DI Masjid Nurul Huda, kawasan Purusbaru, Kecamatan Padang Barat. Kota Padang, Sumba, hewan kurban dibedaki dan rambutnya disisir sebelum disembelih.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News