Diduga Makelar, Mengaku Konsultan Banggar
Jumat, 30 September 2011 – 18:08 WIB

Diduga Makelar, Mengaku Konsultan Banggar
JAKARTA - Saksi suap di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang selama ini diduga sebagai calo anggaran seperti Sindu Malik, M Faudi, Ali Muchdori dan Iskandar Prasojo alias Acos, disebut sering mengaku sebagai konsultan Badan Anggaran (Banggar) DPR. Terlebih lagi, usulan dari daerah yang membutuhkan dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT) juga berasal dari nama-nama itu.
Hal itu disampaikan tersangka kasus suap, Inyoman Suisnaya, usai diperiksa di KPK, Jumat (30/9). Sekretaris Direktorat Jendral (Sesditjen) Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemenakertrans yang ditangkap KPK itu mengatakan, nama-nama seperti Acos, M Fauzi, Ali Muchdori dan Sindu Malik, dengan tegas Nyoman menegaskan bahwa nama-nama itu memang ada keterkaitan dalam proses lolosnya anggaran Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT). "Jadi hubungan dengan daerah-daerah, yang mengusulkan itu banyak informasi dari mereka," sebutnya.
Namun demikian Nyoman tak mau menyebut empat nama yang juga sudah diperiksa KPK itu sebagai calo anggaran. Sebab, nama-nama itu mengaku sebagai konsultan Badan Anggaran DPR.
"Mereka mengenalkan diri awalnya sebagai konsultan banggar. Saya tidak tahu apakah mereka makelar atau calo, tetapi awal perkenalan mengaku konsultan Banggar," paparnya seraya menyebut nama Sindu Malik, Ali Muchdori dan Acos.
JAKARTA - Saksi suap di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang selama ini diduga sebagai calo anggaran seperti Sindu Malik,
BERITA TERKAIT
- Pemerintah Pusat Memproses Usulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah
- Tiga Saksi dari Gapensi Ungkap Fee 13 Persen Disetor ke Alwin Basri Suami Mbak Ita
- Soal Wacana Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Legislator Bicara Prinsip Keadilan
- Investasi Jateng di Triwulan I-2025 Capai Rp 21 Triliun
- Hasan Nasbi Hadiri Sidang Kabinet Meski Sudah Mengundurkan Diri, Kok Bisa?
- Tak Hanya Siswa, Orang Dewasa Bermasalah Juga Bakal Dikirim ke Barak Militer