Diet 16:8, Cara Baru Menurunkan Berat Badan

Diet 16:8, Cara Baru Menurunkan Berat Badan
Diet 16:8. Foto: Ilustrasi/GoodtoKnow

jpnn.com - Sebagian besar dari kita tahu semua tentang diet 5: 2. Kadang-kadang direkomendasikan oleh dokter dan diet ini hanya melibatkan makan normal selama lima hari, kemudian menjalani dua hari puasa di mana Anda hanya mengonsumsi 500-600 kalori per 24 jam.

Diet yang mungkin menjadi buah bibir orang saat ini adalah diet 16: 8, sebuah rezim diet yang tidak melibatkan dua hari perasaan uber-lapar. Tetapi sebaliknya, memungkinkan Anda untuk makan secara normal antara jam 10 pagi hingga 6 sore. Itu berarti Anda memiliki delapan jam untuk mengonsumsi nutrisi harian Anda.

Minat terhadap diet ini telah berkembang sejak kelompok 23 pria dan wanita obesitas mengambil bagian dalam penelitian (diterbitkan dalam jurnal Nutrisi Dan Penuaan Sehat) dan makan dengan aturan 16: 8 - hanya minum air setelah jam 6 sore.

Selama periode tiga bulan, rata-rata peserta penelitian kehilangan lemak tubuh adalah 3 persen per orang dan ada penurunan kadar kolesterol yang signifikan juga.

Kelompok kontrol lain diizinkan untuk makan dengan bebas dan hasilnya menemukan mereka yang mengonsumsi diet 16: 8 mengonsumsi kurang lebih 300 kalori lebih sedikit per hari.

Jadi, keuntungan dari diet seperti ini termasuk tidak harus melepaskan makanan tertentu dan bahwa tubuh Anda tahu apa yang diharapkan setiap hari.

"Meskipun banyak berita dari 16: 8 itu utama merujuk pada‘ makan apa yang Anda inginkan ’, mencapai penurunan berat badan pada diet ini masih terjadi dari defisit dalam asupan kalori,” kata ahli kebugaran Laura Williams, seperti dilansir laman TV3.

"Metode puasa yang dibatasi waktu ini juga membawa pengurangan kalori harian yang lebih rendah (hal yang perlu Anda capai pada diet apa pun untuk menurunkan berat badan) daripada puasa intermiten," tambah Williams.

Diet 16 : 8, sebuah rezim diet yang memungkinkan Anda untuk makan secara normal antara jam sepuluh pagi sampai enam sore.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News