Digertak Jepang, Galangan Kapal Terbesar di Asia itu Ditutup Belanda

Digertak Jepang, Galangan Kapal Terbesar di Asia itu Ditutup Belanda
Marine Establishment sekarang menjadi PAL Surabaya. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - JUMLAH pekerja di Marine Establishment (ME) sebanyak 6.000 orang. Lebih dari separuhnya pribumi.

"Orang Indonesia yang bekerja di sana 5000-an. Orang Belanda tak banyak, cuma kepala-kepalanya saja,” kenang Affandi, pekerja ME generasi awal, sebagaimana dilansir dari dokumen arsip sejarah PAL, Dinas Penerangan Angkatan Laut Republik Indonesia.

Menurut cerita Affandi, jabatan tertinggi orang Indonesia di ME adalah Opsiter Kelas I, antara lain dijabat Supono. Bagian Kapal dijabat Susilo. Bagian Administrasi yang tertinggi Komisi I, yang dijabat Moh. Harun dan dirinya sendiri di Komisi Kelas III.

"Pekerjaan yang dilakukan di ME meliputi reparasi kapal, mengadakan percobaan instrumen-instrumen atau alat-alat kapal seperti foto-foto, keker dan persenjataan yang agak komplet," papar Affandi.

Awal perang dunia kedua, ME masih beroperasi sebagaimana biasanya. Nah, memasuki 1942, beredar desas-desus kabar rencana kedatangan Jepang. Ini sangat mengkhawatirkan.

"Psykowar propaganda Jepang berhasil. Belanda menutup ME sebelum diserbu Jepang," tulis buku Jejak Intel Jepang(wow/jpnn)

(Baca: Sejarah Galangan Kapal Terbesar Di Asia (1)Ketika Gubernur Jendral Van Der Capellen Memilih Surabaya…)

(Baca: Sejarah Galangan Kapal Terbesar Di Asia (3)Galangan Kapal Terbesar di Asia Itu Direbut Jepang)

JUMLAH pekerja di Marine Establishment (ME) sebanyak 6.000 orang. Lebih dari separuhnya pribumi. "Orang Indonesia yang bekerja di sana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News