Dik Intan Jadi Korban Molotov di Gereja, FPI Bhinneka Ikut Berduka

Dik Intan Jadi Korban Molotov di Gereja, FPI Bhinneka Ikut Berduka
Keluarga bocah Intan Olivia Marbun saat menangisi kepergian balita korban jiwa bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda. Foto: prokal.co

jpnn.com - JAKARTA - Teror bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda, Minggu (13/11) yang menewaskan seorang balita bernama Intan Olivia Marbun membuat banyak kalangan ikut merasa bersedih dan terpukul. Tanpa kecuali, rasa berduka juga ikut dirasakan Front Pembela Indonesia (FPI) Bhinneka atas meninggalnya bocah 2,5 tahun itu.

Koordinator FPI-Bhinneka Rony Talapessy mengatakan, Intan merupakan korban kejahatan kemanusiaan akibat ulah pihak yang tidak menginginkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi pondasi kebangsaan. “Kelompok ini anti-keragaman," ujar Rony melalui siaran pers ke JPNN, Selasa (15/11).

Lebih lanjut Rony mengatakan, Intan dan bocah-bocah lainnya merupakan masa depan Indonesia. Sebab, generasi Intan pula yang akan membawa kejayaan bagi Indonesia.

Namun, sambungnya, satu per satu bocah-bocah yang akan menjadi masa depan Indonesia direnggut teror. “Kematian Intan Marbun juga berarti hilangnya satu kilau dari Indonesia Merdeka," tuturnya.

Untuk itu FPI-Bhinneka menyiagakan jaringannya di 17 provinsi untuk terus menjaga keragaman. Sebab, jangan sampai Indonesia tercabik-cabik. “Hanya dengan itu Indonesia bisa kita hindarkan dari keretakan,” tegasnya.(ara/jpnn)


JAKARTA - Teror bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda, Minggu (13/11) yang menewaskan seorang balita bernama Intan Olivia Marbun membuat banyak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News