Dikabarkan Tertindas, Muslim Uighur Malah Undang Media Asing Nikmati Suasana Ramadan di China

Dikabarkan Tertindas, Muslim Uighur Malah Undang Media Asing Nikmati Suasana Ramadan di China
Abdul Wali Ablimit (kiri) selaku khotiib masjid di Kabupaten Shache, Prefektur Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, memberikan testimoni di depan awak media asing di Beijing, China, Kamis (18/3/2021). Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, BEIJING - Komunitas Muslim dari etnis minoritas Uighur mempersilakan media global mengunjungi Daerah Otonomi Xinjiang, China, agar bisa menyaksikan sendiri aktivitas mereka selama bulan Ramadan.

"Silakan datang ke daerah kami untuk melaporkan situasi yang sebenarnya saat bulan Ramadan nanti," kata Abdul Wali Ablimit dari Asosiasi Muslim Xinjiang di Beijing, Kamis (18/3).

Ajakan tersebut, jelas dia, agar media tidak salah dalam melaporkan situasi Ramadan di daerah otonomi yang banyak dihuni oleh etnis minoritas Muslim Uighur.

"Selama ini media-media asing selalu saja membuat berita larangan puasa Ramadan bagi Muslim Uighur yang tidak sesuai fakta," ujar pria yang sehari-hari bertindak selaku khotib di masjid Kabupaten Shache, Prefektur Kashgar, itu.

Ia menegaskan bahwa tidak ada larangan untuk menunaikan ibadah puasa bagi umat Islam di wilayah baratlaut China itu.

"Saya, orang tua, istri, (anggota) jamaah di masjid, semuanya berpuasa selama bulan Ramadan," ujar Abdul Wali menjawab pertanyaan ANTARA.

Masjidnya pun selalu penuh oleh jamaah shalat lima waktu selama bulan Ramadan.

"Kalau malam, kami juga menggelar shalat tarawih," katanya.

Media asing selama ini menggambarkan muslim Uighur sebagai kelompok minoritas yang ditindas oleh pemerintah China

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News