Dikecewakan Dunia Aktivis, Suciwati Membuka Usaha

Sebagian Keuntungan untuk Korban Pelanggaran HAM

Dikecewakan Dunia Aktivis, Suciwati Membuka Usaha
Suciwati di toko suvenirnya. Foto: Malang Post/JPNN.
Secara khusus, dia menyebut contoh seorang mantan aktivis yang kini menjadi anggota parlemen dari sebuah partai besar. Suci merasa dikhianati betul ketika si aktivis yang kini selalu tampil klimis itu dalam suatu kesempatan menuding dirinya telah terbius kekuasaan.

"Dia bilang dia bisa ngomong seperti itu karena bersahabat erat dengan Munir. Lha, saya ini lho istrinya Munir yang delapan tahun bersama almarhum. Sayalah yang tahu almarhum luar dalam. Sakit sekali saya pas dibilang seperti itu," kenang Suci dengan nada tinggi.

Didorong akumulasi kekecewaan  itu, Suci pun bertekad menapaktilasi lagi keinginan lamanya untuk membuka usaha, tanpa harus meninggalkan jalur advokasi. "Konsistensi itu penting karena para pelanggar HAM masih eksis dan berkeliaran di luar sana. Dan, kita tidak ingin kejadian yang menimpa saya dan keluarga korban lainnya terulang," tegas perempuan yang hingga kini masih menjabat sebagai Tim Kampanye Kasus Munir di Komite Solidaritas untuk Munir tersebut.

Karena itu, Suci masih sering bolak-balik Malang-Jakarta jika diminta untuk melakukan advokasi terhadap sejumlah korban pelanggaran HAM. Bahkan, sebagian keuntungan dari usahanya saat ini pun akan dikontribusikan kepada keluarga korban. "Saya pikir untuk menjaga idealisme dan militansi mereka, kemampuan ekonomi juga perlu diperkuat," terang Suci yang juga menjadi ketua presidium Jaringan Solidaritas Keluarga Korban itu.

Suciwati sengaja kembali ke Malang dan membuka usaha untuk menjaga jarak dengan banyak rekan aktivis yang dia nilai telah menggadaikan idealisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News