Dikecewakan Dunia Aktivis, Suciwati Membuka Usaha
Sebagian Keuntungan untuk Korban Pelanggaran HAM
Sabtu, 02 Juli 2011 – 14:43 WIB
Suciwati di toko suvenirnya. Foto: Malang Post/JPNN.
Dalam rangka menjaga idealisme itu pula, Suciwati tidak menjual satu pernik pun bermotif Munir. Padahal, di Jakarta pernah beredar kaus atau pin bergambar Munir di kalangan tertentu. "Enggak ada. Saya berpikir, dengan menjual itu, berarti menjual dia (Munir)," tambahnya.
Suciwati menyebut, modal untuk membuka usaha yang tentu tidak sedikit itu berasal dari tabungan pribadi. "Saya kan punya tabungan, saya juga pernah bekerja," ungkap Suci yang pernah bekerja di bagian keuangan sebuah perusahaan swasta dan pernah pula berpengalaman sebagai guru itu. (*/ttg/ito/jpnn)
Suciwati sengaja kembali ke Malang dan membuka usaha untuk menjaga jarak dengan banyak rekan aktivis yang dia nilai telah menggadaikan idealisme.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu