Dikepung Asap, Peserta Singapura Berlatih Indoor
Selasa, 25 Juni 2013 – 07:12 WIB
"Saya tahu, memakai sepeda modern berbahan karbon mungkin bisa lebih cepat. Tapi, saya hanya ingin memakai sepeda yang familier dengan saya. Dalam bersepeda jarak jauh seperti Audax, kita harus memakai peralatan yang biasa kita pakai. Itu sangat berguna buat mengatasi stres," bebernya.
Bob mengakui, perjalanannya bakal sangat panjang dan berantai. Tapi, dia harus menjalaninya agar bisa tiba di Surabaya. Dengan cara itu, dia punya waktu istirahat sepanjang Jumat dan Sabtu untuk mengatasi jet lag. "Saya ingin tiba lebih awal agar bisa istirahat lebih lama. Saya akan tidur selama mungkin biar segar pada hari pelaksanaan," ungkapnya.
Bob yang supersibuk memang harus pintar-pintar menyisipkan agenda long distance cycling itu di antara tumpukan jadwalnya. Karena direncanakan sejak jauh hari, dia bisa tetap hadir di Audax, sekaligus tetap bisa memenuhi semua agenda business trip-nya.
Bob bukan peserta "biasa". Dia adalah mantan triathlete yang pernah mengikuti sejumlah agenda Ironman Triathlon. "Jangan begitu. Itu sudah sekitar 30 tahun yang lalu. Saya tetap menganggap event ini sebagai tantangan berat karena jaraknya yang panjang," ujarnya.
PESERTA dari kalangan cyclist asing menghadapi tantangan yang lebih berat. Mereka tidak hanya harus bersepeda menempuh 232 kilometer dalam sehari.
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor