Direksi Pertamina Gagal Lepas dari Pengaruh Mafia
jpnn.com - JAKARTA - Kerugian PT Pertamina di awal tahun 2015 selama dua bulan berturut-turut menjadi pukulan telak bagi direksi baru, yang dipilih akhir Desember 2014.
Bulan Januari-Februari 2015, BUMN yang bergerak di sektor minyak dan gas itu sudah rugi sebesar USD 212,3 juta atau setara Rp 2,75 triliun.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Ferdinand Hutahaean menilai, direksi baru tersebut belum mempunyai konsep yang matang untuk memajukan perseroan. Ia pun khawatir, kerugian ini menjadi awal yang lebih buruk untuk nasib Pertamina ke depan.
"Direksi yang baru ini menurut saya kinerjanya menurun, karena memang tidak punya konsep jelas bagaimana membangun Pertamina ke depan. Bahkan untuk sekedar mempertahankan kinerja yang lalu pun tidak mampu. Padahal beban subsidi yang harus ditanggung periode lalu, jauh lebih besar dari yang harus ditanggung periode sekarang," ujar Ferdinand kepada JPNN.com, Rabu (15/4).
Tak sampai di situ, Ferdinand menilai direksi di bawah kepemimpinan Dwi Soetjipto juga gagal dalam melepaskan diri dari pengaruh mafia migas. Direksi Pertamina yang baru, sambung Ferdinand, hanya jago untuk menaikkan harga BBM dan elpiji.
"Direksi Pertamina di bawah Dirut Dwi Soetjipto, gagal memperbaiki kinerja dan gagal melakukan efisiensi. Gagal juga membawa Pertamina lepas dari pengaruh mafia. Ilmu direksi yang sekarang hanya pada impor dan naikin harga. Ini konyol namanya," cibirnya. (chi/jpnn)
JAKARTA - Kerugian PT Pertamina di awal tahun 2015 selama dua bulan berturut-turut menjadi pukulan telak bagi direksi baru, yang dipilih akhir Desember
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BRI Peduli Ini Sekolahku jadi Wujud Nyata Komitmen Memajukan Pendidikan Indonesia
- Inovasi Livin Merchant Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM
- Frans Go: Potensi Ekonomi NTT Cukup Besar, Harus jadi Daya Tarik Investasi
- Onduline Kembali Meraih Sertifikasi Green Label Indonesia Dengan Predikat Gold
- Menko Airlangga Mewakili Presiden Jokowi Terima Penyerahan Peta Jalan Aksesi dari OECD
- Amankan Transaksi Digital, Privy Hadirkan Paket Berlangganan Tanda tangan Unlimited