Dirjen Hortikultura Tinjau Wisata Agro Apel di Kota Batu

Dirjen Hortikultura Tinjau Wisata Agro Apel di Kota Batu
Dirjen Hortikuktura Tinjau Wisata Agro Apel di Kota Batu, Malang. Foto: Humas Kementan

Sementara apel Anna agak unik, rasa sedikit lebih asam. Namun, jika dibiarkan 3 sampai 4 hari setelah dipetik, terasa manis dan aroma tajam. Ciri bentuk buah memanjang, kulit buah tipis dengan warna kuning dan semburatan warna merah, daging buah padat cenderung masir, dan kandungan air dalam buah cukup tinggi.

"Sesuai dengan data BPS, produksi apel nasional 2017 sebesar 319 ribu ton," ungkap Suwandi.

Luki Budiarti Pengelola Gapoktan Mitra Arjuna mengatakan biaya produksi apel sekitar Rp 5.000 per kg dan harga jual normal Rp 8.000 sampai Rl 12.000 per kg. Petani menikmati margin yang lumayan. Apel Batu memasok ke pulau jawa dan luar jawa. Wisatawan asing juga tertarik akan apel batu.

"Pasokan benih, teknik pemupukan organik dan pengendalian hama penyakit ramah lingkungan dan kita berupaya dibuat sendiri dari bahan baku sekitar," katanya.

Luki mengakui pada bulan tertentu Desember-Januari harga turun akibat panen raya buah mangga dan lainnya, sehingga permintaan apel menurun. Akan hal ini, pihaknya mengatasi dengan cara perbaikan mutu mulai dari benih unggul, pasca panen, penyimpanan dan distribusi sehingga awet tidak mudah rusak sampai ke tujuan.

"Untuk produk apel grade bawah diolah menjadi kripik, sari buah, jenang dan dodol sehingga sudah tumbuh industri olahan," pungkas dia. (jpnn)


Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus mengembangkan komoditas apel di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News