Dirjen Kebudayaan Buka-bukaan soal Kunci Sukses Industri Film Berkelanjutan

Selain itu, Hilmar juga menitikberatkan pentingnya pengembangan ekosistem secara keseluruhan agar mampu memberikan dampak yang luas.
Hilmar menilai beberapa upaya yang dilakukan seperti pengembangan audiens, produksi, hingga distribusi. Di tahap produksi, Dirjen Kebudayaan senantiasa menghadirkan matching fund. Adapun di tahap distribusi, Pemerintah kian mendukung penyelenggaraan festival film hingga membuka akses market ke luar negeri.
Terakhir untuk pengembangan audiens, Dirjen Kebudayaan turut dilakukan dengan gelar nobar dan kelas literasi film.
Data Kemendikbudristek menyebutkan industri film Indonesia mampu menguasai 61 persen market share di 2022.
Pemerintah bahkan sudah memiliki roadmap agar Indonesia bisa mendunia. Untuk bisa merealisasikannya, peningkatan kualitas perlu terus dilakukan agar umurnya bisa panjang.
“Agar mampu komunikatif di level Asia Tenggara, sangat penting bagi para sineas agar mampu memastikan daya tarik terus hidup dengan cara mempertimbangkan cara komunikasi gagasan
hingga mempertimbangkan pasar dan minat yang ada di luar. Belajar dari industri besar seperti Pixar, mereka seringkali menanam produk di produk lainnya. Dengan begitu, kita bisa
memastikan bahwa daya tarik akan terus hidup,” terang Hilmar.(mcr10/jpnn)
Kemendikbudristek RI mencatat 2023 menjadi titik puncak kebangkitan perfilman Indonesia, karena 50 judul film yang masuk festival film internasional
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Cerita Karakternya di Film Tabayyun, Titi Kamal: Semakin Mendalami, Aku Makin Sedih
- Epson Mobile Projector Cart Raih Penghargaan Best of the Best di Red Dot Design Awards 2025
- PGE Raih Pendapatan USD 101,51 Juta di Kuartal I 2025, Dorong Ekosistem Energi Berkelanjutan
- Smelter Merah Putih PT Ceria Mulai Produksi Ferronickel
- Film Rohtrip Hadirkan Nuansa Horor-Komedi dari Yogyakarta ke Jakarta