Dirjen Wikan Optimistis Mesin CNC Salatiga Bisa Mengurangi Keran Impor Industri 

Dirjen Wikan Optimistis Mesin CNC Salatiga Bisa Mengurangi Keran Impor Industri 
Mesin Computer Numerical Control (CNC) Milling 3 Axis Supermill dengan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 40 persen. Foto: Humas Kemendikbudristek.

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wikan Sakarinto bangga atas capaian PT Dtech Inovasi Indonesia. 

Sebab, perusahaa yang berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), ini berhasil membuat mesin Computer Numerical Control (CNC) Milling 3 Axis Supermill dengan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 40 persen.

“Itu levelnya most inspirational legend untuk produk SMK. Kalau level kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI), Mas Arfian (pendiri perusahaan Dtech) ini levelnya sudah S3,” kata Dirjen Wikan saat melakukan kunjungan kerja ke Jateng, Selasa (22/2).

Selain memiliki kandungan TKDN di atas 40 persen tersebut, mesin CNC tersebut juga telah memiliki sertifikasi yang dikeluarkan PT Surveyor Indonesia sejak 24 September 2021, dengan nilai TKDN mencapai 40,91 persen. 

Dengan nilai kandungan tersebut, maka produk itu dianggap telah memenuhi syarat untuk bersaing di pasaran khususnya dalam sektor pengadaan barang dan jasa yang dilakukan pemerintah, BUMN, BUMD maupun swasta.  

“Dengan lolosnya syarat TKDN minimal pada CNC tersebut diharapkan turut mengurangi ‘keran’ impor industri yang selama ini tergantung pada mesin buatan negara lain," ujarnya.

Selain itu, pembuatan mesin CNC tersebut juga melibatkan tenaga kerja yang berasal dari SMK sekitarnya. Wikan berharap kegiatan ini berkesinambungan.

Pendiri perusahaan Dtech, Arfian Fuadi menuturkan cita-cita yang dibangun perusahaannya adalah untuk mengangkat semangat anak bangsa dalam menciptakan inovasi. 

Dirjen Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto optimistis mesin CNC Salatiga dengan TKDN 40 persen bisa mengurangi keran impor industri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News