Disambut Kompak, Berwawasan Regional, Berbasis Alam dan Budaya

Disambut Kompak, Berwawasan Regional, Berbasis Alam dan Budaya
Wakatobi memiliki pemandangan bawah laut yang sangat menakjubkan. Foto: Pelni.co.id

"Yang terpenting adalah, kita membangun bersama, maju bersama, kompak dan saling support," kata Umar yang hobinya menjelajah hutan itu. 

Menurut Hiram, inilah yang membedakan Wakatobi Plus dengan Danau Toba, yang memiliki 7 kabupaten itu. Budayanya memang beda, para pelaut terbiasa bergotong royong melawan ombak dan badai. Mengayuh sampan, mendorong perahu, menaik-turunkan layar. Spirit bersatu kita teguh, sangat terasa di pulau-pulau di Sultra itu. 

"BOP ini kelak punya dua fungsi, yakni otoritatif terhadap kawasan yang dikuasai untuk membangun amenitas, sebagai pendorong, atau pendongkrak percepatan kemajuan kawasan," jelas Hiramsyah. 

Kedua, fungsi koordinatif yang bisa mengkoordinasi secara horizontal, antarkabupaten, antarstakeholder, antarkepentingan. Juga bisa menjembatani komunikasi dengan pusat, baik dengan kementerian, lembaga, BUMN, dll yang selama ini jika dikerjakan sendiri oleh Bupati Wakatobi, dalam 10 tahun, hasilnya juga masih perlu waktu lama lagi.  

"Apa yang sudah diperjuangkan Pak Hugua sudah bagus, tapi memang lama, hampir 10 tahun. Hadirnya BOP akan mempercepat dari yang sudah pernah ada. Positioning Wakatobi sudah pas, Ecotourism. Pariwisata berbasis pada alam dan lingkungan," ungkap Hiram. (ray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News