Disambut Kompak, Berwawasan Regional, Berbasis Alam dan Budaya

Disambut Kompak, Berwawasan Regional, Berbasis Alam dan Budaya
Wakatobi memiliki pemandangan bawah laut yang sangat menakjubkan. Foto: Pelni.co.id

"Suasana Wakatobi itu mirip Bali 25 tahun silam. Aromanya sudah sangat pariwisata, karena itu wajar jika di FGD tuntutan peserta justru minta segera dikebut, dipercepat, dan direalisasi," ungkap Hiram. 

Hiram juga sempat meninjau pulau-pulau sekeliling Wakatobi -Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko- sampai ke Buton dan Kota Baubau, untuk melihat konsep yang hendak didesain dalam kawasan. Badan itu tidak hanya melingkupi Wakatobi saja, tapi juga kabupaten lain yang memiliki kekuatan sebagai destinasi pelengkap. 

Bupati Wakatobi Hugua sangat setuju konsep kawasan lintas kabupaten itu. Badan Otoritas lebih luwes menjembatani antarkabupaten yang memiliki destinasi unggulan. Gabungan dari berbagai atraksi dari masing-masing kabupaten itu akan menghasilkan Wakatobi Plus yang komplit. 

"Punya underwater di Wakatobi dan Buton. Punya budaya, kasultanan dengan benteng terbesar di dunia di Kota Baubau. Punya hutan Wallacea yang paling lengkap habitat aslinya di Buton. Punya jati terbesar, tertua, dan paling langka juga pacuan kuda di Muna, kita punya atraksi paling lengkap," ujar Hugua semangat. 

Hugua memang gigih, berjual menbangun Wakatobi. Tetapi, karena hanya sendirian, maka 10 tahun pun tidak cukup waktu. Tapi capaian bupati yang "gila-gilaan" mengembangkan Wakatobi ini sudah layak diacungi jempol. 

"Dibutuhkan orang-orang 'gila' atau 'setengah gila' untuk membangun Wakatobi sebagai 'Bali Baru' yang mampu menarik 500 ribu wisman di 2019. Tapi dengan tim Pak Menteri Arief Yahya sekarang, saya yakin bisa," ujarnya. 

Bupati Buton Umar, juga menyambut baik Badan Otorita yang akan mengkoordinasi keunggulan pariwisata di wilayahnya. "Kami punya pantai, punya bawah laut, punya hutan, punya tebing, punya budaya, punya banyak cerita dan punya kuliner yang khas," kata Bupati  Buton Samsu Umar B Samiun. 

Bahkan, Umar juga tidak terlalu pusing dengan nama Wakatobi yang dijadikan brand untuk mengangkat kawasan pariwisata itu. Masing-masing kabupaten punya keistimewaan sendiri-sendiri, punya pasar sendiri-sendiri, dan akan menemukan marketnya ketika dipromosikan besar-besaran. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News