Ditabrak Kereta, Siswa SMA Masih Hidup, Ini Kata Ahli Kejiwaan

Ditabrak Kereta, Siswa SMA Masih Hidup, Ini Kata Ahli Kejiwaan
Ilustrasi. dok/jawaposgroup

Yang tak kalah penting adalah kesadaran guru. Pendidik sebaiknya tidak memberikan beban yang terlalu berat kepada siswa. Bila melihat murid tidak mampu mengikuti pelajaran, sang guru harus memberikan perhatian khusus. "Diberi pembelajaran lebih," ucapnya. 

Hendro menambahkan, sebenarnya tidak setiap anak akan mengalami depresi saat menghadapi tekanan. Ada yang bisa melewatinya. Karena itu, orang tua dan sekolah bisa memberikan pelatihan mental bagi murid untuk menghadapi beban. "Melatih kepribadiannya juga, bukan cuma mata pelajaran." 

Spesialis kesehatan jiwa RSUD dr Soetomo Surabaya dr Yunias Setiawati SpKJ(K) menambahkan, salah satu penyebab anak mengalami depresi adalah tekanan dan tuntutan diri sendiri yang sangat tinggi. Misalnya, anak sekolah dituntut mendapat nilai bagus. Nah, selama belum mencapai tujuan itu, mereka menghadapi kendala. 

Seperti diberitakan, siswa SMAN 5 Surabaya, Alvin Ananda Siregar seharusnya mengerjakan soal ujian bahasa Indonesia dan kesenian di sekolahnya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Secara tidak sadar, dia menabrakkan diri ke KA Sancaka yang hendak masuk Stasiun Gubeng.

Peristiwa itu terjadi di dekat palang pintu lintasan Jalan Ambengan. Persisnya di rel kereta api depan Jalan Kanginan DKA. Johan, warga sekitar, sempat melihat korban duduk di pinggir rel depan rumahnya sambil memainkan handphone.

''Dia diam saja. Memang seperti orang bingung. Saya juga tidak sempat menegur,'' kata Johan.

Kereta api jurusan Jogjakarta tersebut benar-benar menabrak Alvin. Bahkan menurut beberapa saksi mata, tubuh Alvin sempat terseret 15 meter.  Beruntung, nyawa remaja berusia 16 tahun itu tidak sampai melayang. (nir/c9/fat)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News