Ditekan Dulu, Baru SBY akan Mau Amandemen
Rabu, 22 Juli 2009 – 16:08 WIB

Ditekan Dulu, Baru SBY akan Mau Amandemen
JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FKPB) DPR, Dr Effendy Choirie, berharap agar banyak pihak berani memberikan tekanan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), supaya agenda Amandemen V UUD 1945 benar-benar terjadi. Di tempat yang sama, Refly Harun membenarkan pandangan Choi itu. "SBY itu orang yang baik. Tapi harus dipaksa dulu, baru berani untuk melakukan sesuatu demi kebaikan bangsa. Jika tidak ada pemaksaan, maka SBY lebih cenderung berpikir standar dan mempertahankan tradisi pemimpin bangsa sebelumnya, yakni chaos dulu, baru dicarikan jalan keluarnya," katanya.
"SBY itu memang harus ditekan, didukung oleh banyak pihak, hingga baru punya keberanian untuk melakukan sesuatu. Tanpa itu, SBY tidak akan berbuat sesuatu. Termasuk soal amandemen," kata Effendy Choirie, dalam diskusi Dialog Kenegaraan bertema "Peluang Amandemen Pasca Pilpres", di DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (22/7), bersama Ketua Kelompok DPD di MPR, Bambang Soeroso, serta pengamat hukum tata negara dari Cetro, Refly Harun.
Dijelaskan Choi, sapaan akrab Effendy Choirie, pentingnya Amandemen V saat ini, selain karena dibolehkan oleh konstitusi, juga sangat diperlukan untuk beberapa hal penting terkait dengan penyempurnaan sistem tata negara ke depan. "Selain adanya kepentingan DPD sebagai institusi untuk melakukan check and balances, amandemen juga diperlukan untuk membolehkan calon presiden dari kalangan independen dan membangun sistem presidensil yang kuat," paparnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FKPB) DPR, Dr Effendy Choirie, berharap agar banyak pihak berani memberikan tekanan terhadap
BERITA TERKAIT
- Resmikan Masjid Jakarta Garden City, Gubernur Pramono Berpesan Begini
- Kepala BKN Sebut 1.967 CPNS 2024 yang Mundur Aslinya Tidak Lulus
- BSMI Peringatkan Dunia Internasional, Jalur Gaza Masih Belum Aman
- Kemenag Dorong Transformasi Ekonomi Pesantren Melalui Inkubasi Wakaf Produktif
- Adinkes Dorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia