Ditemukan Ratusan Buku Doktrin Paham Radikal untuk Anak, Kalimatnya Ngeri
Menurut Rikwanto, dari pemeriksaan diketahui ternyata dua terduga pelaku lain, FP alias Yudi dan HP alias Boboy melakukan beberapa kali survey lokasi.
”Lokasi pertama Polda Sumut, lalu Markas Brimob di Sumut dan sebuah markas TNI,” jelasnya.
Dari sejumlah tempat yang disurvei, mereka memutuskan menyerang Polda Sumut karena dianggap yang memiliki penjagaan paling lemah.
”Dengan begitu diketahui, mereka juga berupaya menyerang TNI. Kondisi ini tentu dikomunikasikan,” tuturnya.
Rikwanto juga mengungkapkan bagaimana kondisi Aiptu Martua Sigalingging yang menjadi korban meninggal dunia dalam serangan itu.
Terdapat belasan tusukan di tubuh Martua dan luka paling besar terdapat di dua bagian tubuh, luka sayatan di leher dan luka robekan di mulut.
”Tidak hanya menusuk, mereka juga membakar tubuh personel Polri itu. Saat itu Aiptu Martua sedang beristirahat ya,” jelasnya.
Dia mengatakan, saat ini masih terus dikembangkan dengan siapa saja yang terlibat dalam penyerangan tersebut.
Densus 88 Anti Teror menemukan 155 buku tulis dari kediaman pelaku penyerangan Polda Sumatera Utara (Sumut).
- Kapolda Sumsel Minta Mantan Narapidana Turut Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya
- Kepala BNPT: Terorisme Kejahatan Kemanusiaan, Tidak Sesuai dengan Nilai Agama
- Prancis Siaga Maksimal Setelah 137 Orang Dibantai Teroris di Rusia
- Polda Sumut Tangkap 3.860 Tersangka Kasus Narkoba Selama Tujuh Bulan
- Kutuk Serangan Teroris di Moscow, Kepala BNPT: Terorisme Ancaman Serius Terhadap Perdamaian Dunia