Ditindak Polisi, Krisna Malah Update Status di WA

Ditindak Polisi, Krisna Malah Update Status di WA
Kasatlantas menegur Krisna. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SIDOARJO - Dini hari kemarin (23/12) petugas Polrestabes Sidoarjo kembali membubarkan aksi trek-trekan di Jalan Jenggolo. Gerombolan pemuda yang berkumpul di sekitar traffic light langsung melarikan diri saat diobrak pukul 01.00.

Namun, tidak semuanya berhasil kabur dari sergapan. Beberapa orang ditangkap. Mereka langsung ditindak. Diberi surat tilang. Motornya juga disita. "Jangan lari. Jangan lari," teriak Kasatlantas Polresta Sidoarjo Kompol Fahrian Saleh Siregar yang memimpin penertiban itu.

Salah seorang pemuda yang terjaring bernama Krisna. Motor Suzuki Satria bernopol AG 5057 IU miliknya jauh dari kata standar. Bannya kecil. Knalpotnya juga brong. Motor itu terlihat dipereteli di beberapa bagian.

Warga Blitar yang indekos di Desa Keboansikep, Gedangan, itu hanya bisa pasrah. Matanya merah. Belakangan diketahui, dia tidak cekatan kabur karena dalam pengaruh minuman keras (miras). Dia berdalih hanya mampir menonton. Niat dari kos sebenarnya menjemput pacar pulang kerja di Gading Fajar. Namun, pengakuan tersebut tentu saja tidak ditelan mentah-mentah oleh petugas.

Krisna diminta berkumpul bersama pemuda lain yang terjaring penertiban. Nah, saat itu petugas melihat gelagat mencurigakan. Dia mengambil foto diam-diam. Eh, ternyata pemuda 20 tahun tersebut membuat status di WhatsApp (WA). Isinya, dia jengkel dengan adanya razia yang dilakukan polisi.

Fahrian yang mengetahui ulah Krisna hanya bisa geleng-geleng kepala. Krisna ditegur keras. Bukan hanya karena kalimat yang dipakai tidak pantas. Melainkan juga perbuatan itu bisa membuat pemuda yang biasa balap liar tidak datang. "Mau jadi pahlawan kamu?" tanya alumnus Akpol 2005 itu. Krisna hanya diam. Dia mengaku salah dan tidak akan mengulangi perbuatannya.

Beberapa saat kemudian, petugas juga melihat gerak-gerik mencurigakan pemuda dari kejauhan. Namanya Fikri. Bocah 16 tahun itu ternyata juga membuat status WA. Isinya tidak jauh berbeda dengan status Krisna. "Mau jadi mata-mata ya?" tanya Fahrian. Fikri tidak menjawab. Dia terus menundukkan kepala.

Dalam razia tersebut, petugas menyita belasan motor protolan. Fahrian mengaku tindakan represif itu merupakan tindak lanjut aksi serupa sepekan sebelumnya. "Beberapa kali sudah diingatkan agar tidak balapan. Mereka masih saja bandel," ungkapnya. (edi/c6/ai) 

Krisna ditegur keras. Bukan hanya karena kalimat yang dipakai tidak pantas. Melainkan juga perbuatan itu bisa membuat pemuda yang biasa balap liar tidak datang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News