Ditodong Pistol, Jaga Jarak Supaya Tak Direkrut

Ditodong Pistol, Jaga Jarak Supaya Tak Direkrut
Richard Susilo saat ditemui di stasiun Ayase, pinggiran Tokyo, akhir pekan lalu (2/2). Foto: HENNY GALLA/JAWA POS
Jawa Pos pun mengikutinya hingga di depan restoran burger siap saji di depan stasiun. "Biasanya parkir di depan sini (restoran siap saji) tidak apa-apa. Sekarang baru tahu kalau dilarang. Jepang sangat ketat, bahkan untuk parkir sepeda," ungkap Richard Susilo yang ditemui akhir pekan lalu (2/2).

Pria akrab disapa Richard itu adalah warga negara Indonesia yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Negeri Sakura. Selain menjadi jurnalis dan kontributor berita Jepang untuk Indonesia, Richard adalah seorang penulis aktif di beberapa media massa lokal, seperti The Japan Times dan Asahi Evening News.

Namun, sepanjang karir jurnalisnya di Tokyo, ada satu hal yang tak bisa berhenti untuk menelisik kehidupan sindikat kejahatan terorganisasi di Jepang, yakni Yakuza. Saking berminatnya, pria yang tahun ini berusia 53 tahun tersebut serius mendalami dan mencari data akurat mengenai Yakuza. Di dalam restoran cepat saji itu, Richard menceritakan detail dirinya mengawali keseriusannya menginvestigasi Yakuza. Pada 1990-an, dia sebagai wartawan dijamu di restoran di daerah Shinjuku.

Ternyata, salah satu hostess di tempat itu adalah warga Indonesia. Setelah ngobrol cukup panjang tentang kehidupan di Jepang, Richard berhasil menguak bahwa perempuan tersebut memiliki akses ke Yakuza. "Suaminya sendiri adalah anggota Yakuza," jelasnya.

LEBIH dari dua dasawarsa, Richard Susilo tinggal di Jepang. Di sela profesinya sebagai jurnalis dan penulis, Richard melakukan investigasi kejahatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News